“Aku ingat bagaimana kesombongan bapak dari bocah ini. Dia sangat menurun sifat dari bapaknya, hanya saja sifat itu dia gunakan dengan baik. Aku bangga sama Tegar.” Mereka berdiri dan tersenyum.
“Tidak ada hal yang paling membanggakan selain apa yang Tegar lakukan. Kami menaruh hormay setinggi-tingginya pada Tegar. Tegar, layak dapat penghormatan setinggi-tingginya atas keberanian yang sudah dia tunjukkan.” Mereka sedikit membungkukkan badan sebagai tanda penghormatan. Tegar terdiam dan tak tau harus berbuat apa. Baginya, apa yang dia lakukan tidak butuh penghormatan seperti itu.
“Aku tidak butuh penghormatan. Aku tidak ingi ada penghormatan seperti barusan. Aku hanya ingin menjaga martabat seorang wanita. Aku merasakan, apa yang Kak Lam dan Kak Mim rasakan selama ini. Kalo aku merasakan sakit ini, bagaimana Kak Lam dan Kak Mim? Mereka pasti merasakan sakit yang begitu dalam.”
“Tegar, kau aka tetap berada di pihak Lam dan Mim?” tanya Hasan
“Aku akan tetap bersama mereka. Mereka yang sudah menampungku. Aku berhutang besar pada mereka berdua.” Beberapa orang yang ada di samping Tegar hanya bisa saling pandang. Mereka akhirnya mengiyakan.
“Semoga kau segera sembuh. Kami butuh bantuan kamu. Kami sangat membutuhkan bantuan darimu. Kau mau membantu rencana kami?”
“Apa yang harus aku lakukan? Apa yang akan kalian lakukan?” tanya Tegar sambil menatap lelaki yang sekarang ada di sampingnya. Lelaki itu tersenyum beberapa saat melihat Tegar yang sepertinya tampak ingin tau.
“Tegar, kekuatan yang sekarang ada dalam tubuh Lam dan Mim, tidak seharusnya bersarang dalam diri mereka. Kekuatan itu akan sangat berbahaya kalo terus berada di tubuh kedua teman kamu itu. Jadi, kami minta tolong sama kamu, bantu kami untuk masalah ini. Kami gak mau sampai ada hal buruk sampai terjadi pada kalian.” Mendengar apa yang dikatakan oleh salah seorang diantara mereka, Tegar tampak terdiam beberapa saat.
“Aku tidak tau apa-apa masalah kekuatan ghaib yang dimiliki kedua kakakku itu. Aku tidakm tau apapun masalah kekuatan ghaib itu. Aku hanya tau, mereka memilikinya setelah keluar dari desa ini. Mereka bisa menguasai kekuatan ghaib itu, setelah diusir dari desa ini.” Apa yang Tegar katakan membuat mereka terdiam. tak ada komentar apapun yang mereka berikan. Satu fakta mereka ketahui, setelah mereka meninggalkan kedua bocah itu di Bintang Gemilang, mereka bertemu dengan orang yang salah.
“Tegar, kami tau kalo kamu tidak banyak mengetahui terkait hal itu. Tapi, kamu sepertinya bisa menolong kami.”
“Aku tidak ingin Kak Lam dan Kak Mim kenapa-napa. Aku tidak ingin mereka berdua sampai terluka. Sudah cukup mereka merasakan sakit hati. Sudah cukup mereka mengalami nasib malang selama ini. Bukan saatnya mereka bersedih. Sekarang, saatnya mereka mendapat keadilan atas apa yang terjadi di masa lalu. Aku akan membantu mereka untuk mendapatkan keadilan itu.” Lelaki yang ada di samping Tegar hanya bisa terdiam. Mereka hanya bisa mengiyakan apa yang menjadi permintaan dari lelaki itu.
“Mas Hasan, sepertinya mereka mendapatkan orang yang salah. Mereka dirawat orang yang salah setelah keluar dari desa ini.” Mendengar hal tersebut, Hasan tampak meneteskan air mata. Dia tak tau apa yang terjadi setelah kedua bocah malang itu keluar dari desa ini.
“Aku gak tau apa-apa setelah kejadian itu. Tapi, yang aku tau dari banyak orang termasuk Kyai Rosyid, setelah Bintang Germilang terbakar, mereka diasuh oleh lelaki yang namanya Hambali. Dia sangat dekat dengan orang seperti Ki Ageng. Mereka adalah orang yang punya ilmu ghaib yang sangat jahat.” Hasan langsung saja duduk dan memegang tongkat kayu yang ada di sampingnya.
“Mas Hasan, kenapa itu bisa terjadi? Aku menitipkan kedua bocah itu di Bintang Gemilang karena aku sangat tau pemiliknya.”
“Pemiliknya? Apa kalian tidak berpikir bagaimana keluarga dari pengasuh panti asuhan itu? Yang aku tau, saat itu pemiliknya tingal bersama keluarga besarnya. Dia tidak tinggal hanya dengan bocah yangv dia asuh.” Mereka terdiam beberapa saat. Tampak mereka hanya saling pandang. “Bapak-Bapak dan Mas-Mas semua, aku tidak menyalahkan kalian. Kalian semua sudah menyelamatkan kedua bocah itu. Paling tidak, mereka tidak terlunta-lunta nasibnya.”
“Kami hanya ingin yang terbaik untuk mereka. Kami hanya ingin mereka dapat kehidupan yang layak dan bisa menikmati masa anak-anaknya.” Mereka meneteskan air mata. Tampak kedua bocah itu begitu ceria pagi ini.
“Sudahlah, apa yang terjadi itu sudah bagian dari masa lalu. Tidak perlu disesali. Sekarang, tolong kalian dekati Lam dan Mim. Kalian harus mendekati mereka berdua.” Hasan meminta hal itu dan langsung saja mereka melakukannya.
Di luar ruangan, tampak Lam dan Mim terus tersenyum dan bercanda layaknya saudara. Tidak ada beban yang ada dalam diri mereka sekarang ini. Sejak Broto bisa dikalahkan, mereka tidak lagi seperti sebelumnya. Hasan tampak meneteskan air mata melihat wajah kedua bocah malang itu bisa cerah seperti sekarang ini.