Lelaki yang ada di hadapan Vira tidak pernah menyangka jika gadis yang masih sangat belia seperti Vira dengan berani berkata seperti menantang dirinya dengan begitu tegas seperti itu.
Vira hanya menatap lelaki itu dengan tatapan yang sangat tajam. Tidak akan pernah dia biarkan jika semua yanh mereka rencanakan harus hancur gara-gara orang yang ada di hadapannya.
“Selama ini, apa yang sudah kau lakukan untuk melindungi kami dari kejahatan Broto? Apa yang sudah kalian lakukan, untuk menghukum lelaki dengan tampang jahat seperti Broto?”
“Vira.”
“Keluarga Kak Lam dan Kak Mim yangv juga tidak lain adalah keluargaku juga, sekarang terpencar. Tante Kasih sampai ada di desa ini dan berada di bawah siksaan lelaki kejam, semuanya tidak lepas dari ulah lelaki seperti Broto. Aku di sini, akan membuat lelaki itu dan semua antek-anteknya mati seperti dia sudah mengacak-acak keluarga Tante Kasih.” Lelaki itu terdiam dan tidak bisa menjawab apa yang Vira katakan.
Hasan yang melihat semuanya menjadi seperti ini, akhirnya mendekat dan mencoba menengahi masalah.
“Vira, aku mewakili mereka, meminta maaf atas sermua yang sudah terjadi.” Hasan tampak tersenyum pada gadis itu. Tapi, senyuma nitu tidak merubah apapun. Vira tetap marah dengan apa yang sudah terjadi.
“Permintaan maaf dari kalian tidak akan merubah apapun. Aku tau, kalian yang menyelamatkan hidup kedua kakakku ini, tapi kalian gagal menyelamatka hidup Tante Kasih dari tangan orang-orang jahat. Tante Kasihb bahkan selama ini dirawat oleh orang yang sebenarnya tidak layak menjadi orang tua. Dia dirawat oleh orang yang tidak bisa menghargai orang lain, dan mendapat suami yang sangat tidak bisa menghargai perempuan. Kemana kalian saat Tante Kasih mendapat perlakuan yang tidak layak?”
“Vira, kami sekali lagi ingin minta maaf.” Hsasan sekjali lagi mengatakan hal tersebut dan membuat Vira semakin marah.
“Tidak perlu meminta maaf. Kalian semua sudah gagal menyelamatkan harga diri banyak wanita di desa yang terkenal dengan kutukannya. Kalian gagal, menyelamatkan banyak wanita di sana. Entah sudah berapa banyak kaum wanita sepertiku, yang harus merelakan kehormatannya direngut oleh lelaki yang namanya Broto. Kalian semua hanya bisa janji dan janji.” Apa yang dikatakan Vira membuat semua orang terdiam. Hasan yang tau apa yang sebenarnya menjadi masalah hanya bisa mendekat dan mencoba mencarikan jalan tengah. Dia tau, apa yang Vira katakan semuanya adalah sesuatu yang benar.
“Vira, sekali lagi kami minta maaf atas apa yang sudah terjadi. Sekarang, apa yang harus kami lakukan untuk kalian? Apa yang kami bisa lakukan untuk kalian semua?”
“Semua sudah terlambat. Kak Tegar sudah membuka semua jalan yang harusnya kami lakukan. Apa yang dilakukan Kak Tegar, sudah lebih dari cukup.” Vira meneteskan air mata.
Vira akhirnya memilih tidak peduli dengan kehadiran orang yang ada di sekitarnya. Dia tampak menangis melihat kondisi ayahnya yang terlihat sudah sangat lemah.
Mim tampak menggerak-gerakkan tubuh kedua lelaki itu. Tapi, semua tak ada artinya. Mereka tidak bergerak. Lam mencoba mengecek kondisi mereka. Dia tampak meneteskan air mata. Lelaki yang ada di hadapan mereka sudah kehilangan nyawa.
“Mereka sudah meninggal. Mereka sudah meningalkan kita bertiga.” Lam mengatakan semua itu dan membuat Vira naik pitam. Semuanya belum selesai, tapi dia harus kehilangan orang yang dia sayangi.
“Kak, ini semua pasti bohong. Jangan mencoba membohongiku, Kask. Aku mohon, katakan kalo mereka masih hidup. Katakan, mereka masih hidup dan sekarang sedang tertidur kan?”
“Vira, mereka sudah meninggal. Nafas mereka sudah tidak ada.”
Vira yang mengetahui semua itu, tidak bisa membiarkan semua terjadi begitu saja. Dia yang sudahb mempelajari beberapa mantra dari ayahnya, langsung saja merapalkan beberapa mantra dan berlari ke tempat Broto yang sekarang sedang tertidur.
Lam dan Mim hanya bisa mengikuti langkah Vira. Amarah yang sudah tumbuh dalam diri Vira, membuat semua tidak bisa terkendali begitu saja.