Alif Lam Mim

Zainur Rifky
Chapter #90

Chapter #90

“Tegar, jangan memaksakan diri, Le. Kondisimu masih sangat lemah.” Lamdi meminta Tegar bisa menahan dirinya.

“Aku tidak peduli. Aku aka menyusul Kak Lam dan Kak Mim. Aku hanya bisa aman saat bersama mereka.”

“Tegar.” Hasan meminta Tegar diam, tapi sepertinya dia tidak ingin diatur siapapun. Sampai akhirnya, belum lama dia berjalan, tubuhnya langsung jatuh.

Lamdi yang tau hal itu langsung menggendong anaknya. Dia membawa anak yang sangat dia cintai menuju tempat yang seharusnya.

“Pakm Hasan, tolong anak saya. Tolong anak saya ini. Bagaimanapun Tegar beberapa hari ini, dia tetap anak saya.” Hasan hanya mengiyakan dan membaca beberapa doa. Dia memberi minuman pada lelaki muda itu dan tegar hanya bisa diam dan tidak bisa menolak.

“Kalian tidak akan bisa lolos dari hukuman. Siapapun yang membuat hidup Kak Lam dan Kak Mim menjadi seperti ini, tidak akan bisa lolos dari hukuman. Kalian tidak lama lagi, akan dihukum dan menangis atas apa yang pernah terjadi.”

Lamdi tampak menangis dan terdiam mendengar apa yang anaknya katakan. Dia sangat siap dengan apa yang terjadi. Segala kemungkinan terburuk, akan dia hadapi dengan tenang, walau konsekuensinya masuk penjara.

Tidak lama, Darti datang denga kondisi yang sangat memprihatinkan. Dia bersembunyi beberapa hari setelah Hisyam menandanginya. Dia sangat takut dengan amarah Hisyam. sekarang, Hisyam tidak lagi seperti dulu. Dia sangat kasar padanya, bahkan dengan berani membanting tubuhnya dengan tangan kosong.

Darti terdiam melihat Lamdi yang sedang menemani anaknya yang kondisinya antara sadar dan tidak. Terlihat Wicaksono tampak terbaring lemah dan tidak bisa melakukan apapun. Beberapa orang yang pernah menjadi tangan kanan Yusron tampak sangat kaget dengan kedatangan wanita itu.

“Buat apa seorang pelacur ada di sini? Mau cari gara-gara? Atau mau cari selingkuhan kamu ini?” tanya salah satu dari mereka. Darti tampak ketakutan dengan beberapa orang yang sekarang ada di hadapannya.

“Sudah, jangan mengusirnya. Aku yakin kalo peremnpua ini akan datang ke tempat ini untuk meminta perlindungan. Kau, tetaplah di sini. Tidak lama lagi ada sesuatu yang harus kamu terima bersama teman-teman kamu yang lain.” Hasan menatao Darti yang terdiam dan hanya bisa menatap sekitarnya.

“Apa itu?”

“Sesuatu yang layak kamu terima sebagai seorang penjahat. Sesuatu yang sangat pantas, untukmu yang sudah mencoreng nama desa.” Hasan meminta Darti duduk dan hanya diam. Darti tak bisa membantah. Sekarang, yang terpenting adalah keamanannya.

Selama beberapa jam, Darti dan lainnya hanya bisa diam. Tidak ada pembicaraan sama sekali yang terjadi diantara mereka semua. Darti yang melihat orang-orang yang menjadi tangan Kanan Yusron ada di sini, tampak sangat ketakutan. Dia tak tau harus berbuat apa agar bisa selamat dan terus menjalani hidupnya yang begitu kejam.

Hari mulai gelap dan tempat itu mulai terasa ada sesuatu yang berbeda. Darti hanya menahan rasa takutnya. Dia sadar jika tempat yang dia tempati sekarang ini, berada di pinggir hutan yang terdapat rumah Lam dan Mim di sana.

Tegar terbangun saat semua orang sedang melaksanakan Sholat dan kondisinya mulai baik dibandingkan beberapa jam sebelumnya. Lelaki muda itu, melihat kondisi sekitarnya. Tidak ada tanda-tanda kehadiran kedua orang yang selama beberapa hari ini menjadi kawannya. Tidak ada tanda kehadiran Lam dan Mim yang selama beberapa hari ini sudah memberi tempat perlindungan padanya. Tegar langsung meneteskan air mata dan ingin sekali menangis. dia tidak bisa membayangkan jika dunia ini benar-benar tidak ada orang yang akan menyayangi dan membelanya di saat seperti ini.

Lihat selengkapnya