Alif Lam Mim

Zainur Rifky
Chapter #91

Chapter #91

“Aku tidak bisa membiarkan ada penjahat hidup tenang di desa kita. Aku tidak ingin mereka yang sudah mencoreng nama desa kita ini, hidup dengan tenang di wilayah yang sudah mereka rusak namanya. Mereka harus mendapat ganjaran yang setimpal. Bu Kasih, harus mendapatkan keadilan. Kak Lam dan Kak Mim harus mendapatkan keadilan.” Hisyam tersenyum dan hanya bisa memeluk bocah yang seumuran Lam dan Mim. Dia sangat mengerti dengan apa yang dirasakan Tegar sekarang ini. Dia tau, apa yang Tegar rasakan hingga menangis seperti sekarang ini.

“Le, kita tidak bisa menghakimi mereka sendiri. Kita tidak bisa main hakim sendiri. Aku tau, kita marah dan jengkel, tapi bukan berarti semua menjadi alasan untuk kita bertindak sendiri. Semua ada prosesnya.”

“Kak Lam dan Kak Mim harus mendapat keadilan.”

“Aku tau, Le. Aku tau itu semua. Mereka sebentar lagi harus mendapat keadilan. Semuanya kita perjuangkan, untuk mereka dan desa kita. Mau kamu membantuku untuk mereka? Maukah Tegar membantuku untuk menghadirkan keadilan untuk Lam dan Mim juga untuk desa yang kita sayangi?” Tegar terdiam beberapa saat mendengar apa yang dikatakan oleh Hisyam. Hisyam tersenyum dan menunggu jawaban dari lelaki yang sekarang sedang bersamanya.

“Bagaimana caranya, Pak?”

“Kau harus sembuh dulu. Sekarang ini, kamu harus sembuh. Kalo kamu sudah sembuh dan bisa menjalani hari dengan normal, baru kamu bisa membantu apa yang menjadi rencanaku dengan maksimal. Sekarang kamu istirahat. Kondisi kesehatan kamu harus segera membaik. Aku tau, apa yang kamu lakukan kemarin, semata-mata untuk melindungi kehormatan dan martabat ibu kamu. Bukankah begitu?” Tegar mengiyakan apa yang Hisyam tanyakan. “Kamu anak sholeh. Ibu kamu pasti bangga punya anak seperti kamu. Sekarang, kamu istirahat. Aku akan sering mengunjungimu.”

Tubuh Tegar kembali lemas seperti sebelumnya. Hisyam yang menangkap apa yang terjadi pada Tegar langsung saja menggendong lelaki muda itu menuju tempat Hasan. Lamdi mendekat dan langsunb mengambil alih Tegar yang ingin dibopong oleh Hisyam.

“Mas, biar aku yang mengendongnya. Biar aku yanb menggendong Tegar ke tempat Pak Hasan.” Hisyam hanya diam dan membiarkan Lamdi melakukan itu semua. Dia hanya tersenyum melihat apa yang Lamdi lakuka sekarang ini. Ini adalahb kesempatan Lamdi untuk meminta maaf pada anaknya setelah semua yang terjadi selama ini.

“Mas Hisyam.” Hasan mendekati Hisyam dan Hisyam membalas dengan senyuman.

“Tegar tidak bersalah. Dia sama sekali tidak bisa disalahkan dengan apa yang terjadi hari ini.”

“Aku salut sama kata-katamu. Aku salut dengan kata-katamu yang langsung menyentuh hatinya.”

“Mas Hasan, bagaimanapun, Tegar ini masih manusia. Tegar masih memiliki hati sebagai seorang manusia. Hari ini, aku hanya ingin menyentuhb sisi manusia dari anak itu.” Hisyam tampak meneteskan air mata melihat semua yang terjadi.

“Berarti, kau akan melakukan hal yang sama pada Lam dan Mim?”

“Bukankah Lam dan Mim masih seorang manusia? Berarti, masih ada sisi manusia dalam diri mereka.” Beberapa orang yang mendengar pembicaraan Hisyam dan Hasan langsung saja diam. “Setiap manusia, pasti ada sisi seperti Tegar, termasuk Lam dan Mim. Kalo ada manusia yang tidak punay sisi itu, berarti ada sesuatu yang salah dalam dirinya.”

Darti mendekati Hisyam dan Hasan. Dia menangis setelah mendengar apa yang menjadi pembicaraan mereka berdua.

“Aku minta maaf atas apa yang terjadi. Aku minta maaf atas semua yang pernah terjadi.” Hisyam mendengar apa yang Darti katakan langsung saja menatapnya dengan begitu tajam. Ingin sekali dia marah pada wanita itu, tapi hatinya tidak lagi sanggup membuat Darti harus kesakitan seperti kemarin.

“Darti, aku akan memaafkanmu. Aku bisa memaafkanmu. Tapi bukan berarti kamu bisa dengan bebas melenggang di desa ini setelah apa yang terjadi. Setelah ini, ada hal yang akan kau jalani. Aku mohon, jalani masa itub dengan penuh keikhlasan, seperti Kasih yang menjalani nasibnya yang sangat buruk dengan penuh ketegaran.” Hisyam menatap langit malam yang mulai mendung.

Lihat selengkapnya