Alif Lam Mim

Zainur Rifky
Chapter #98

Chapter #98

“Aku tidak ingin lagi berurusan dengan kalian. Selama sekian tahun aku berteman dan berurusan dengan kalian, aku malah banyak mendapat kemalangan. Anakku meninggal, justru karena kejadian yang sudah kita rencanakan. Sekarang, aku adalah seorang janda. Mas Hisyam, lelaki yang aku cintai, menjatuhkan talak tiga padaku. Kemungkinan kecil aku bisa kembali padanya. Aku tidak bisa lagi menikah dengan lelaki lain, kecuali Mas Hisyam. Aku tidak bisa mencintai lelaki selain Mas Hisyam.dia lelaki terbaik yang pernah hadir dalam hidupku.” Lesti menatap sahabatnya dengan begitu tajam. Dayyana yang melihat tatapan Lesti tampak gemetar. Dia tidak mengerti, kenapa Lesti bisa berubah seperti sekarang ini.

“Lesti, kamu kenapa? Kenapa kamu jadi seperti ini?”

“Aku gak apa-apa. Aku hanya meratapi nasibku yang penuh dengan kemalangan. Aku masih bisa hidup sampai sekarang, karena kebaikan dari kedua lelaki itu. Lelaki yang dulu ingin aku bunuh dan aku tolak kehadirannya. Aku sudah membuat suamiku kecewa karena menolak kehadiran mereka, bahkan ingin menyingkirkan mereka berdua. Aku sudah membuat suamiku marah dengan tindakan kasarku pada mereka. Andai saja aku tidak melakukan hal bodoh seperti itu, mungkin aku tidak akan dicerikan olehnya. Aku tidak bisa mencintai llaki lain, selain Mas Hisyam. Mas Hisyam adalah lelaki yang begitu baik dan memuliakan perempuan, tapi aku justru menghancurkan semua itu.” Lesti langsung saja menangis.semua kenangan dirinya Bersama Hisyam, sekarang hanyalah tinggal kenangan belaka.

“Lesti.”

“Sudah, Dayyana, ini semua salah kita. Masih untung kita hidup dan tidak dibunuh begitu saja oleh kedua korban kita. Kamu harus ingat, apa yang menimpa Kasih selama hidupnya, ada andil dari kita berdua.” Dayyana tampak meneteskan air mata mendengar apa yang dikatakan perempuan yang sekarng ini ada di hadapannya.

“Lesti, kamu kenapa? Kenapa kamu bisa jadi seperti ini?”

“Aku sudah mengecewakan Mas Hisyam. Aku sudah mengecewakan suamiku sendiri. Dia tidak salah atas semua yang terjadi, tapi harus merasakan akibatnya. Aku tidak ingin dia kenapa-napa, walaupun lelaki itu bukan lagi menjadi suamiku. Aku akan tetap mencintainya sampai kapanpun.” Lesti langsung saja diam dan tidak lagi peduli dengan wanita yang sekarang bersamanya.

Di tempat Kyai Royid berada. Hambali tampak begitu marah dengan lelaki yang ada di hadapannya. Kyai Rosyid tampak tersenyum dengan amarah dari lelaki itu. Dia sama sekali tidak ingin membalas sumpah serapah yang dilontarkan oleh lelaki yang ada di hadapannya.

“Kyai, kenapa Kyai hanya diam saja?” Hasan mendekat dan langsung saja menanyakan hal tersebut.

“Untuk apa aku harus marah? Untuk apa aku harus membalas apa yang dikatakan oleh lelaki yanb ada di hadapanku? Bukanah aku tidak sama seperti lelaki itu?”

“Kyai, tapi tidak seperti ini juga. Harga dirimu sebagai seorang lelaki harus kami pertahankan.” Kyai Rosyid hanya bisa tersenyum mendengar apa yang Hasan katakan.

“Hasan, tidak perlu sampai seperti itu. Aku sama sekali tidak merasa harga diriku terinjak. Aku senang, mendengar omongan dari lelaki yang ada di hadapanku. Paling tidak, aku mengurangi beban dosa yang selama ini membuatku berat.” Hasan hanya bisa diam dan tidak mampu lagi untuk melawan. Tidak ada yang bisa mengalahkan kharisma dari lelaki itu. Usianya memang baru setengah baya, tapi kharisma yang dimiliki, tidak bisa diragukan oleh siapapun.

“Pak Hasan, sudah. Kita mundur beberapa langkah. Biarkan kharisma Abah yang berbicara. Kita tidak bisa melakukan apapun untuk sekarang ini.” Umar meminta agar Hasan mundur. Hasan tidak banyak bicara. Dia akhirnya bergabung dengan Alif dan yang lain. Mereka hanya bisa melihat semua itu dari jarak beberapa meter. Tapi, semua itu tidak terjadi.

Hambali pergi bersama sang istri. Tidak ada pertarungan fisik yang terjadi diantara mereka berdua.

Lihat selengkapnya