Alif Lam Mim

Zainur Rifky
Chapter #102

Chapter #102

“Tegar, aku punya ide bagus.” Hisyam langsung membisikkan ide yang dia ingin pakai. Tegar hanya diam mendengar apa yang akan terjadi pada Lam dan Mim.

“Pak Hisyam, mereka akan mengalami hal itu? Mereka akan mengalami hal yang buruk seperti itu beberapa hari ke depan?” Tegar tampak begitu kaget mendengar semuanya.

“Iya, Le. Mereka akan mengalami hal itu beberapa hari yang akan datamg. Makanya, aku meminta bantuanmu untuk melakukan hal tersebut.” Hisyam tampak menhan semua seak yang ada dalam hatinya. Memang, rencana itu terbilang kejam, tapi semuanya harus mereka lakukan agar semuanya dalam kondisi baik-baik saja. hisyam mempersiapkan rencana itu juga karena tidak ingin ada sesuatu yang tidak mereka inginkan.

“Kenapa? Kenapa mereka harus mengalami nasib seperti itu? Mereka saudara, dan masih ada orang yang tega untuk memisahan mereka berdua?” Hisyam hanya diam mendengar apa yang baru daja dikatakan Tegar. Dalam hatinya, dia sangat yakin jika Tegar tidak aka setuju dengan rencana yang akan dilakukan pada Lam dan Mim.

“Aku tau kau tidak setuju dengan apa nyanb terjadi. Aku tau, jika dalam hatimu yang paling dalam. Kau tidak akan bisa menerima rencana Kyai Rosyid begitu saja.”

“Aku memang tidak bisa setuju rencana itu. Bagaimana bisa seseorang ingin memisahkan antara dua saudara?” Tegar langsung berdiri. Hisyam tampak sangat khawatir dengan apa yang akan Tegar lakukan malam ini. “Aku akan memprotes semua ini.”

“Le, kita tidak akan punya daya untuk mengubah semua yang mereka rencanakan. Bagaimanapun, kita akan mengikuti rencana itu, tapi dengan kita susupi rencana sendiri. Aku memang tidak bisa membantah, tapi paling tidak, kita bisa memperkecil resiko dari rencana itu.”

“Pak Hisyam, Njenengan ini bilang menyayangi Lam dan Mim, tapi kenapa Njenengan mengiyakan begitu saja rencana itu?” Hisyam tampak meneteskan air mata setelah mendengar apa yang Tegar katakan.

“Le, keputusan mereka sepertinya tidak bisa diganggu gutat.”

“Tidak ada keputusan yang tidak bisa diganggu gugat. Kalo Njenengan tidak bisa, biar aku yang akan mengganggunya.” Tegar ingin pergi alam itu juga, tapi Hisyam berhasil mencegah lelaki muda itu pergi.

“Le, jangan melakukan hal yang tidak diharapkan.”

“Kenapa? Kenapa aku tidak bisa melakukan hal itu? Apa yang sudah mereka perbuat untuk desa ini?”

“Tegar, bagaimanapun yang memberi saran ide ini adalah kepala desa dan Kyai Rosyid langsung menyetujui.” Tegar langsung terdiam dan tidak ingin mengatakan apapun. “Tegar, aku tau ini semua sangatlah tidak adil dan akan menyakiti mereka. Kita juga tau, jika rencana itu sudah disusun rapi oleh mereka. Tapi, kita bisa memotong jalan cerita dan memasuki cerita yang lain. Bagaimanapun, kita harjus bermain pintar untuk masalah Lam dan Mim.”

Tegar hanya bisa menangis mendengar apa yang dikataka Hisyam.

“Pak Hisyam, apa yang terjadi dengan kedua kakakku? Apa yang akan terjadi pada Kal Lam dan Kak Mim?”

“Mereka tidak akan kenapa-napa. Mereka akan baik-baik saja. Kau berdoa saja pada sang kuasa, semoga mereka tidak akan kenapa-napa.”

“Aku harus pergi. Au harus pergi ke sebuah tempat.” Tegar langsung keluar. Hisyam terkejut dengan kenekatan Tegar malam ini.

“Le, kamu mau kemana? Ini sudah malam, tidak baik kau keluar malam begini.”

“Aku akan pergi ke tempat kakakku.”

Lihat selengkapnya