Alif Lam Mim

Zainur Rifky
Chapter #146

Chapter #146

“Mas, aku juga gak tau. Aku justru baru tau tentang semua ini dari teman-temanku. Aku baru tau kabar tentang kedua orang tuaku ini, jutsru dari teman-temanku. Aku dihina habis-habisan, atas perbuatan kedua orang tuaku, yang aku sendiri tidak tau kapan itu berlangsung.” Halimah hanya bisa menangis.

“Halimah sementara kau tinggallah di sini terlebih dahulu. Masalah sekolahmu, aku akan mencoba mengurusnya. Sepertinya kamu harus pndah sekolah, karena kamu tidak bisa dihina terus seperti itu. Kamu dan kedua adik Tegar akan aku daftarka ke Lembaga yang sama. Kalian bisa saling menjaga satu sama lain.” Hisyam hanya bisa tersenyum.

“Pak Hisyam, terima kasihb atas bantuannya. Terima kasih atas bantuan Njenengan.” Tegar hanya bisa meneteskan air mata melihat kebaika dari lelaki yang ada di hadapannya.

“Tidak perlu berterima kasih atas semua ini. Apa yang aku lakukan pada kalian, itu sudah jadi kewajibanku, untuk menolong kalian yang membutuhkan. Kalian sudah aku anggap sebagai anakku, sama seperti Lam dan Mim, yang juga sudah aku anggap sebagai anak angkatku.” Hisyam hanya bisa tersenyum dan akhirnya berpamitan.

Tegar terdiam beberapa saat. Dia melihat lelaki berhati malaikat itu, menjauh darinya. Dia hanya bisa diam saat menerima amanah dari lelaki itu.

“Mas Tegar, ayo masuk! Hari sudah larut, kau harus segera istirahat. Bukankah kau besok harus ke Kejaksaan? Kau besok ada perlu dengan Jaksa yangmenangani kasus kedua orang tua kita kan?” tanya Suci dan berhasil membuat Tegar hanya bisa tersenyum.

“Kalian bisa masuk terlebih dahulu. Kalian bisa istirahat. Aku akan tetap di sini. Aku akan baik-baik saja di sini.” Tegar tersenyum pada adiknya.

“Mas, tidak baik kalo kamu terus seperti ini. Hari sudah semakin larut, dan angin juga sangat kencang. Kalo Mas Tegar tetap di luar dengan kondisi seperti ini, yang ada kamu malah sakit. Aku tidak mau kau sakit karena perbuatanmu yang seperti ini. Aku mohon, masuklah.” Suci akhirnya membuat Tegar tersadar, ada perempuan yang masih menyayanginya. “Mas, aku sekarang ini sudah kehilangan Ayah. Aku sekarang, hanya punya kamu. Aku tidak ingin kehilanganmu. Kau sekarang adalah pengganti ayah, setelah kedua orang tua kita harus tinggal penjara.”

“Baiklah. Kalian juga harus istriahat. Besok pagi, Pak Hisyam akan mengantar kalian daftar ke sekolah yang baru.” Mereka tersenyum dan akhirnya memasuki ruangan.

Di tempat lain.

Hisyam hanya terdiam dan melangkah menuju tempat tinggalnya. Dia hanya bisa diam dan merenungi apa yang terjadi di desa yang dia cintai. Sejak Lam dan Mim datang, semua tidak baik-baik aja. Tapi, dia juga bersyukur, para pelaku kejahatan, bisa ditangkap dan dibasmi dari desa ini.

“Mas Hisyam. Tunggu!”

Seorang lelaki mendekat dan memohon agar Hisyam berhenti. Dia ingin meminta tolong terkait Halimah. Lelaki yang tidak lain adalah ayah kandung Halimah, hanya bisa meneteskan air mata, melihat Hisyam yang sekarang ini berada di hadapannya.

“Mas Arif, ada perlu apa?” tanya Hisyam. Arif terdiam beberapa saat. Melihat Arif yang sepertinya sedang tidak baik-baik aja, Hisyam memintanya untuk duduk agar lelaki yang ada di hadapannya bisa bercerita dengan lebih tenang.

“Mas, aku datang ke sini, karena ingin minta tolong padamu. Aku ingin meminta tolong padamu, terkait Halimah.” Arif hanya menangis dan memohon. Hisyam terdiam beberapa saat. Halimah adalah anak dari lelaki itu.

Lihat selengkapnya