Alika si Gadis Mars

Jayanti Yusuf
Chapter #2

Dua

Hari ini, akan jadi hari yang panjang untukku. Pasalnya, hari ini Mas Yuu memintaku datang ke rumahnya. Putri satu-satunya akan berulang tahun. Dia memintaku membantu istrinya untuk menyiapkan semuanya.

Kalau bukan karena dia kakak kelasku, dan juga anak dari dosen bimbinganku mungkin aku akan memilih untuk tetap tinggal di rumah. Ah tak apalah paling tidak, hari ini aku bisa bertemu dengan dosenku itu dan bisa meminta dia mengacc kertasku. 

Aku datang pagi-pagi sekali, aku diam di depan gerbang rumah besar berbangunan full kayu itu. Jam 6.30Wib pagi biasanya mereka sekeluarga sarapan bareng. Udara pagi ini cukup dingin, aku menikmati langit biru dan hangatnya matahari pagi dengan semangkuk bubur ayam di persimpangan jalan.

Aku masih sempat berkelakar dengan tukang bubur, bapak ojek dan tukang sayur.

"Ka mana, Neng?"

"Ka handap, Pak."

Rumahku hanya berjarak 1 km dari rumah besar ini, dengan berjalan kaki saja sudah cukup membuatku sampai di sini. Ku hirup kuat-kuat udara pagi. Hidungku sakit sangking dinginnya.

"Eh Alika, kok nggak masuk sih. Ayo masuk."

"Eh iyah, Mas."

Aku segera meletakkan tasku di dapur. Dan segera membantu Bi Endah merapikan meja makan.

"Aduuh Alika, biar saya saja." Sergah Airin sopan. Dia cantik sekali, pantas memang untuk Kak Yusuf.

"Nggak papa kok, Kak. Biar Alika saja." ucapku basa-basi.

"Ya udah Mas Yusuf mau pergi, bentar yah, saya mau hantar dia dulu."

"Iyah, Kak."

Aku merapikan rumah itu, mulai membantu menyiapkan kudapan dan minuman untuk siang nanti. Semua harus siap segera sebelum para tamu datang. Di rumah besar ini, ada banyak pembantu. Jadi, sebenernya aku diminta ke mari untuk menemani Kinan dan Mamanya.

Jam 8 pagi, seseorang berdiri di depan rumah. Wajahnya sedikit asing buatku. Keringat mengucur dari dahinya. Dari pakaiannya dia baru sampai dari perjalanan jauh.

Kinan segera menyongsong lelaki itu.

"Papa... Ryuu," teriaknya kegirangan. 

Dia mengangkat Kinan tinggi dan mereka berputar sebentar di tengah ruangan. Aaah... tangannya basah, keringatan. Hwaaaaaa jorok!

"Eh... jangan asal pegang-pegang, cuci tangan sana!"

Lihat selengkapnya