Kriiiinggg....krinnngggg....kringggggg terdengar suara bel sekolah yang menandakan waktu istirahat. Semua murid berhamburan keluar, ada yang menuju kantin, ke lapangan, dan ada juga yang ke ruangan organisasi.
“hahahahahahaha....”terdengar tawa beberapa siswa dekat dari ruangan PMR.
orang-orang berkumpul mendekati tawa tersebut, terlihat sosok siswa dalam posisi tengkurap, dia berusaha bangun dari posisi tersebut. Wajahnya lugu dengan sisiran rambut jatuh, penampilannya rapih dari atas ke bawah, kaki baju dimasukkan ke dalam celana, kacamata menandakan dia seorang yang lebih senang menghabiskan waktu seharian di perpustakaan. Disaat berusaha bangun dari posisinya, seorang siswa menuangkan sebotol air minum kemasan ke kepalanya hingga membasahi wajah dan bajunya, sementara dua orang lagi berdiri sambil memegang tangannya yang berusaha melawan. Mereka bertiga tertawa terbahak-bahak seakan menikmati tindakan tersebut. Sementara siswa-siswa lain hanya melihat tanpa berbuat sesuatu untuk menghenAyunin kejadian tersebut. Ketiga orang yang mengganggu anak tersebut memang jagoan di sekolah itu, semua siswa tidak ada yang berani pada mereka. Mereka adalah adi, rian, dan raga. Selain mereka tergabung dalam band popeye yang sangat dikenal di sekolah, mereka juga populer sebagai siswa-siswa yang sering keluar masuk ruang BP karena kenakalan mereka.
“hahahhaaa...”trio jagoan tersebut tertawa bersamaan.
“hei.. Lo mau kemana? Hari ini gue butuh pelampiasan.. Jangan coba lari dari gue”ucap adi sambil menunjuk hidung anak itu.
“gue ada masalah apa sama lo?”jawab anak itu sambil berusaha melepas tangannya dari genggaman kedua anak tersebut.
“masalah? Mmm....”Adi memikirkan jawaban dari pertanyaan anak itu.
“masalahnya karena gue hanya juara 2 semalam”sambung Adi.
“loh itu nggak ada hubungannya sama gue.. Lo salah orang”jawab anak itu.
“hei... Emang lo nggak salah, yang salah ngapain juga band itu manggung di festival sekolah kita” sanggah adi..”mmmm...nggak..nggakk... Lo salah karena lo itu pecundang.. Hahahahah”sambung adi diikuti tawa kedua temannya.
“hehe.. Kasihan..”ucap anak itu.
Ketiganya berhenti tertawa..”hei... Apa maksud lo?”tanya rian kepada anak itu.
Sambil mengangkat dagu anak itu, dengan tatapan tajamnya adi bertanya dengan nada kesal “hei... Yang kasihan itu lo, pecundang”.
“hehe.. Lo emang jagoan di sekolah ini” jawab anak itu, “tapi sayang lo bukan jagoan musik, kalian hanya pecundang yang nggak bisa terima kekalahan” sambung anak itu.
“heiiiii....”teriak adi sambil memukul wajah anak itu. Darah mengalir pada bibir anak itu.
“lo nggak usah banyak omong, terima saja.. Pecundang”ucap rian pada anak itu sambil menggenggam kerah baju anak itu.