Alinea

Alsyahbani
Chapter #4

Terjebak

Dimas adalah seorang siswa kelas 2 SMU Harapan Makassar, sosok siswa pendiam, tidak menonjol, dan kurang bergaul dengan teman selain teman kelasnya. Di sekolah dia biasa saja, dalam hal pelajaran dia cukup pintar dan tidak juga bodoh. Penampilannya lumayan menarik, dia memiliki beberapa koleksi sepatu untuk sekolah dan bergaul di luar sekolah, dia juga suka mengoleksi jam tangan. Menurutnya waktu selalu mengendalikan manusia namun dengan mengetahui waktu kita bisa mengendalikan waktu itu sendiri, kita tidak dapat menaklukkan waktu tapi kita dapat mengendalikannya. Kadang kala kita lupa waktu dalam melakukan hal-hal yg tidak terlalu penting, misalnya saja bermain game atau sekedar nongkrong dengan sahabat. Namun ketika melakukan hal-hal yang berguna justru kita mentolerir diri sendiri dalam membenamkan waktu kita untuk hal-hal tersebut. Ah.. Aku sudah melakukan ini lebih dari 2 jam, atau Ahh... Ini sudah lebih dari cukup, bahkan mungkin Ahh.. Sebaiknya aku lakukan dilain waktu saja. Oleh karena itu dia sangat suka jam tangan, tanpa jam tangan dia merasa kurang percaya diri.

Kriiinggg...Kriiingggg (bunyi sebuah telepon rumah)

“halo...”Pak Bohari mengangkat telponnya.

“halo pak.. Besok perpus buka jam berapa yah?”tanya Dimas.

Pak Bohari heran sambil melihat jam di dindingnya yang sudah menunjukkan pukul 16.00 kemudian langsung menutup telponnya tanpa berbicara sedikitpun.

krriiinggg....Kriiiingggg

“halo..”jawab Pak Bohari.

“pak.. Maaf pak besok perpus buka jam berapa?”tanya Dimas sekali lagi.

“heiii...kamu tau ini hari apa? wong gendeng...”jawabnya dengan nada kesal. Besokkan libur, masa anak sekolahan nggak tau..gini nih kalo kerjaannya main mulu. Sambil hendak menutup telpon, Pak Bohari geleng-geleng kepala.

“maaf pak.. jangan ditutup dulu pak”sambung Dimas dengan cepat.

“aku nggak mau buka, pokok e besok nggak buka.. Biarpun kamu mau dateng nyelinap nggak bakalan kebuka soal e kuncinya cuman aku yang punya.. Nggak bisa masuk deh pokoknya”.

“bukan gitu pak.. Aku nggak mau masuk kok pak.. aku cuman mau keluar...” “soalnya aku kekunci di wc perpus pas tadi lagi buang air besar”ucapnya dengan nada memelas.

“lahhh... nak..nak.. Ngomong dong dari tadi”.

“ini dah ngomong dari tadi pak”.

“ya sudah tunggu bapak kesana sekarang, kamu tuh ada-ada aja kelakuannya”ucap Pak Bohari sambil menahan tawanya. Rumah pak bohari memang berada di dalam kompleks sekolah sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai di ruang perpustakaan.

Sebenarnya tadi Dimas sedang mengisi waktu dengan membaca beberapa buku di perpustakaan karena guru mata pelajaran terakhir tidak masuk dan tidak ada yang menggatikannya. Teman-temannya ada yang memilih malas-malasan di kelas, bermain-main di kelas, pulang lewat tembok belakang sekolah, ke ruang UKM, atau nongkrong di kantin. Ada beberapa murid yang berada di perpustakaan pada jam tersebut. Disaat Dimas asyik membaca buku, Alinea kemudian mendekatinya.

“gimana? Udah baikan?"

Dimas kaget melihat Alinea berada di depannya “iya..” ternyata Alinea juga sudah sedari tadi berada di dalam perpustakaan.

“yakin?”ucapnya memperjelas.

“mm..gue ke toilet dulu Nea. Maaf”Dimas berlalu sambil berlari-lari kecil meninggalkan Alinea.

“yah...kabur lagi”ucap Alinea dengan nada sedih yang kemudian melanjutkan aktifitasnya lagi.

Sementara itu di dalam wc, Dimas tidak tau mau berbuat apa, dirinya selalu salah tingkah jika bertemu dengan Alinea. Alinea memang sudah menarik hati Dimas semenjak pertama kali melihat Alinea di sekolah ini. Bukan hanya Dimas, banyak siswa yang menaruh hati padanya. Dia termasuk murid yang aktif dalam berbagai kegiatan sekolah. Dia juga termasuk anak yang pintar dijurusannya.

Lihat selengkapnya