Tiap jam istirahat Dimas selalu merasa senang karena diwaktu tersebutlah dia bisa berjumpa dengan Alinea..
Di bawah koridor dia berjalan bersama rais temannya, sembari melihat kearah kanan berjejer motor-motor siswa secara rapih, bukan tujuannya melihat parkiran motor itu tapi untuk melihat Alinea, karena memang kelas Alinea berada disamping parkiran motor.
Benar saja yang diharapkannya ada disitu, sembari duduk di atas motor dia bercanda bersama beberapa temannya. Hari itu dia begitu mempesona..heehe..meskipun dihari lain pun dia selalu mempesona, rambutnya diikat pada bagian belakang, wajahnya yang always polos tanpa makeup apapun, yaa..mungkin itulah yang disukai Dimas dari diri Alinea, kesederhanaan. Tawa yang menawan..itu penilaian Dimas ketika melihatnya tertawa. Alinea pun mengubah tawanya menjadi sebuah senyuman tatkala melihat Dimas. Sembari berlalu Dimas melempar pandangannya dan membalikkan wajahnya yang sudah lebih dari 90 derajat hanya untuk melihat pujaan hatinya saja, sementara itu Alinea pun membalas tatapan tersebut.
Hati Dimas begitu girang, mereka saling bertatapan meskipun hanya dalam beberapa detik saja. Sesampainya di kantin Dia tidak betah berlama-lama, buru-buru menghabiskan makanannya.
“iss..yuk balik, males makan nih”ucapnya ke Rais yang masih lahap melumat makanannya.
“ahh gimana sih, baru juga duduk sudah pengen balik lagi”jawabnya.
“iya nih...atau gue duluan aja, elo makan aja”.
“beneran?”tanya Rais hingga beberapa butir nasi terhambur keluar mengiringi kalimat yang dikeluarkannya.
“Deh sarru' na.. abisin dulu baru lo ngomong” keluh Dimas. Sarru'na dari kata sarru' dalam bahasa makassar mengandung makna bau yang menyengat tapi sering juga digunakan sebagai ungkapan yang menyatakan berlebih-lebihan.
“ya dah..gue duluan”sambungnya sambil beranjak dari tempat duduknya.
“oke..”jawabnya.