Suasana kelas XI IPA 2 tampak sepi pada jam pelajaran kedua ini karena kebetulan guru matematika sekaligus wali kelasnya sedang berhalangan mengajar. Kebanyakan dari murid-murid kelas tersebut berada diluar kelas hanya ada beberapa yang tinggal di dalam kelas.
“mas..lo nggak keluar?”tanya Dika yang duduk pas di belakangnya.
“udah tapi balik lagi. Males!”.
“iyalah kan si pujaan hati nggak keliatan tuh. Hahaha” sindir Rais.
“mm..pantesan lo nggak bersemangat” ujar Dika yang kemudian menaikkan kakinya di atas meja dan memperbaiki tatanan rambutnya.
Tiba-tiba seorang siswi mendekati mereka bertiga yang sedang asyik mengobrol. Kulitnya putih mulus dari atas sampai bawah, tubuhnya agak berisi tidak gemuk amat..mmmm...lebih tepatnya sih proporsional antara tinggi badan dan berat tubuhnya, pipinya chubby menambah kesan imut pada siswi tersebut, rambutnya agak pirang kemerah-merahan dan masalah style... Mmm... Cewek ini termasuk type yang stylis.
“hi mas.. Ngapain disini aja?”tanya Ayuni teman sekelas Dimas.
Dimas heran ada apa gerangan dengan cewek ini karena sebelumnya dia tidak pernah dekat bahkan sama sekali tidak pernah berbicara dengannya.
“males aja keluar”jawabnya singkat.
“mmm...tumben aja gue liat lo di kelas biasanya kan keluar. Eh..ngomong-ngomong boleh nggak kapan-kapan lo ajarin gue. Soalnya nilai gue kurang bagus nih dipelajaran fisika”.
“waduuhh... Gue juga nggak begitu kuat fisika nih, lo tanya Yaya aja, diakan se geng sama lo dan lagian peringkatnya lebih baik dari gue loh”.
“nggak ah.. Gue lebih pengen lo aja yang ajarin” bujuknya sambil memegang lengan Dimas seperti seorang anak kecil yang sedang merengek dibelikan mainan.
“ii..iiya iya deh..” jawab Dimas dengan terpaksa karena seisi kelas kemudian memperhatikan mereka berdua.
“cieee....” tiba-tiba teman-teman geng Ayuni mendekati mereka. si Anti, yaya, dan fitri.
“eh mas.. Lo dah punya pacar blom?” tanya Anti yang memang suka ceplas ceplos, diantara geng tersebut dialah jagoannya, paling cerewet, bawel, dan yang paling pertama maju kalau ada masalah.
Dimas hanya terdiam kaget mendengar pertanyaan Anti yang begitu to the point. Dirinya bertanya-tanya ada tujuan apa dibalik pertanyaan tersebut.
“ih bengong..ditanyain ya dijawablah. We jawabko Mas” sambung yaya yang begitu penasaran, dia memang paling senang nyinyir dan serba ingin tau urusan orang. Hahahha... Wartawan kelas julukannya.. Tapi dengan sifatnya yang seperti itu dia jadi banyak tau dan pintar dalam hal pelajaran..yah..mungkin karena rasa ingin taunya tinggi hehhe...