Alinea

Alsyahbani
Chapter #11

Sebuah Telepon

Di malam harinya Alinea sedang duduk menonton televisi bersama kakak sepupunya yang kebetulan satu sekolah dengan dirinya. Dia tampak begitu gelisah dan tidak fokus menonton, tiap beberapa menit dia melihat ke arah jam seperti sedang menanti sesuatu.

“eh..gelisah amat, nungguin apa?”tanya risna sepupu Alinea.

“nggak cuman nungguin film favorit gue”jawabnya dengan wajah bingung hendak menjawab apa.

“ya udah, gue mau tidur dulu. Lo mau begadang nih?”tanya risna sambil melihat jam diding yang menunjukkan pukul 10.00 wita.

“udah tidur aja, gue belom ngantuk masih penasaran nonton film itu”.

“oke deh.. Jangan kelamaan tidurnya” ucap Risna sambil mengacungkan jari telunjuknya untuk memperingatkan Alinea.

“iya..iya...” jawabnya sambil membentuk jarinya tanda oke.

Aduuhhh kok belum nelepon juga sih, ini sudah jam berapa nih. Alinea mondar-mandir sambil memegang handphonenya, terlihat dirinya gelisah menunggu. Remote TV pun jadi pelampiasannya, tiap berapa menit tangannya mengganti-ganti channel hingga akhirnya dia bosan menunggu dan tertidur di depan TV.

Kriiingggg....kringgg....bunyi telepon tersebut membuatnya terbangun dan segera melompat mengangkatnya.

“assalamualaikum.. Alinea yah?”sapa seseorang dibalik telepon tersebut.

“waalaikumsalam, iya. Mmm..siapa yah?”jawabnya seakan-akan tidak tau siapa yang meneleponnya malam-malam.

“gue Dimas..ganggu nggak? Soalnya gue nelepon malam-malam gini”tanya Dimas sambil melihat jam yang sudah pukul 11 malam.

“nggak juga sih.. Soalnya gue juga lagi nonton”jawabnya sambil mengucek matanya yang masih belum jelas melihat karena baru bangun tidur. “ini Dimas siapa yah?”sambungnya.

“Dimas siapa yah? Mmmm...anak kelas IPA 2, kita berapa kali ketemu sih.. Mmm...biasanya sih gue liatin lo dari jauh aja di koridor sekolah. Heheehe..”jelasnya sambil cengar-cengir.

“siapa yah? Soalnya gue biasanya nggak begitu merhatiin sih”jawabnya sok tidak tau siapa dirinya, padahal hatinya begitu girang.

“mmm...gimana yah. Yah kalo nggak tau yaa..kita kenalan aja deh. Heheehe..”sambil menggaruk-garuk kepalanya karena kebingungan.

“hihi..iya deh. Oo iya lo pake sepatu apa? Karena gue biasanya nandain orang dari sepatu sih”.

“sepatu yah..mm..gue pake sepatu hitam”.

Lihat selengkapnya