Keesokan harinya beberapateman kelas Dimas berkumpul di depan ruangan komputer, mereka hanya duduk-duduk pada anak tangga sambil bergosip ria. Mereka terbagi dalam beberapa kelompok, Dimas, Ayuni, Rais, dan Dika berada dalam satu kelompok pergosipan.
“gimana mas..lo dah ngobrol kan?”tanya Ayuni, “jangan-jangan lo nggak telepon dia yah?”sambungnya sambil melipat kedua tangannya, sementara itu ditanggapi Dimas dengan senyum-senyum saja.
“telepon siapa Yun?”tanya Dika penasaran.
“mau tau aja”
“ih jutek amat sih sama gue. Alinea yah?”
“nah itu tau, ngapain tanya lagi?”ucap Ayuni dengan ketus.
“hah..trus..trus..gimana Mas?” tanya Rais yang ikut penasaran.
“iya gue ngobrol sama dia” jawabnya tersipu malu, “malahan sampai jm 2 subuh” sambungnya.
“hah? Ngobrol apa aja tuh, lama bener?” Rais heran mendengarnya.
“ya gitulah, namanya aja lagi jatuh cinta” sambung Dika.
“siapa dulu dong makcomblangnya” ujar Ayuni menyombongkan dirinya.
Sementara itu Alinea dan teman sekelasnya datang menuju kearah mereka berempat, dia hendak menuju ruang guru yang tidak jauh dari ruang komputer.
“hi Nea. Ciee yang dah kangen-kangenan di telepon” Ayuni menggoda Alinea ketika tepat melewati kawanannya.
“ihh..nggak gitu” jawabnya dengan senyum lebar malu-malu sambil mengambil celah melihat wajah Dimas.
“gimana? Jadian aja...gue jamin dia yang terbaik” promosi Ayuni sambil berjalan mundur mengikuti Alinea. Sementara itu Dimas jadi malu dan mati gaya membalikkan badannya ke tembok sambil menyembunyikan rasa malunya di depan Alinea.
“hehe..tanya Dimas aja” jawab Alinea singkat.
“cieeee....swittt swittttt”goda Rais, Ayuni, dan Dika.
“ah elo mah malu-maluin aja”ketus Dimas yang sudah berani menampakkan wajahnya setelah Alinea berlalu.
“hahaha...lo kok malu sih” goda Ayuni.
Ringgo teman sekelas mereka yang juga berada disitu namun berada di kelompok lain melihat kejadian tersebut. Meskipun demikian dirinya cukup mengabaikan hal tersebut.
Mereka kemudian bersama-sama kembali menuju kelas, Dimas berjalan lambat sambil melihat-lihat sebuah brosur yang dipungutnya. Tak sengaja Alinea berpapasan dengannya sekali lagi.
“ehh..Alinea” Dimas berhenti tiba-tiba karena hampir menabrak Alinea.
“ehh iya Mas” jawab Alinea seolah-olah kaget dengan perjumpaan tersebut padahal dirinya sengaja menunggu Dimas sendirian.
“mau kemana?”tanya Dimas.
“mau ke ruang komputer”jawabnya sambil terus berjalan naik ke anak tangga menuju ruang komputer.
“oo..ngapain?” tanya Dimas lagi yang hanya berdiam di tempatnya saja.
“mau ketemu sama guru komputer” jelas Alinea yang masih saja berjalan hingga ujung anak tangga.
“oo ya udah. Gue balik dulu yah”
“hah? Iya, daaa..”jawabnya spontan.
Alinea agak kesal karena berharap dia dan Dimas akan bertemu dan berbincang-bincang menghabiskan waktu di jam istirahat ini. Saking tidak sadarnya Alinea melangkahkan kakinya ke anak tangga terakhir dengan agak tinggi.