Alinea

Alsyahbani
Chapter #15

Pastikanlah Dulu

Hari-hari berikutnya dilalui Alinea dengan normal seperti dulu, belajar bersama Linda, jalan-jalan bersama Linda, ke kantin bersama Linda, dan pulang bersama Linda. Sesekali dirinya bertemu Dimas entah itu di kantin, di tempat ambil angkot, di lapangan sekolah, tapi Dimas tetap mengacuhkannya meskipun dirinya berusaha tersenyum.

Hingga suatu ketika di malam hari saat dirinya sedang belajar, rumahnya kedatangan tamu. Dirinya bertanya-tanya siapakah yang datang malam-malam begini?.

“iya cari siapa? Tanya Alinea sambil membuka pintu rumah. Betapa kaget dirinya karena tamu tersebut adalah Dimas.

“mm..hai Nea, apa kabar?”ucap Dimas basa-basi memulai pembicaraan.

“baik cukup baik..”jawab Alinea dengan datar.

“mm..boleh ngobrol?”

“oo boleh..masuk gih”Alinea mempersilahkan Dimas masuk, “ini anak maunya apa sih, nggak tau kali kalo gue dengan susah payah lupain dia eh..giliran sudah mulai bisa move on malah datang kemari. Mau mainin gue lagi nih kayaknya”gumamnya dalam hati.

“mm..kita ngobrolnya diluar aja, boleh?”pinta Dimas sambil melempar senyum kepada Alinea. Ini kali pertama Alinea melihat senyum Dimas semenjak beberapa lama tidak bertemu.

“mm..iya deh, tunggu yah aku izin dulu ke mama”ucap Alinea yang kemudian masuk pamit pada mamanya. Mama Alinea agak sedikit penasaran siapakah anak laki-laki tersebut.

Setelah meminta izin pada mamanya, mereka pun berbicara di teras rumah.

“sudah ngomong aja..”Alinea mempersilahkan Dimas.

“mm..kita ngobrolnya sambil jalan-jalan aja di kompleks ini”pinta Dimas dengan senyumannya.

“mm..boleh-boleh aja” mereka berdua pun keluar dari pagar rumah dan berjalan beriringan.

Selama beberapa saat mereka berdua hanya berjalan dan saling berdiam-diaman. Hingga akhirnya Dimas memulai memecah keheningan tersebut.

“Nea.. Kamu kabarnya gimana?”tanya Dimas memecah suasana yang agak kaku tersebut.

“kan udah dijawab tadi. Kok nanya itu mulu, nggak kreatif”jawab Alinea sambil tersenyum kecut padanya.

“hehe.. Ya gitu lah kalo di depan kamu”ucap Dimas cengengesan.

“emang kenapa?”

Lihat selengkapnya