Alinea

Alsyahbani
Chapter #18

Apasih Sulitnya Bicara?

Hari ini adalah hari pertama sekolah setelah libur panjang. Alinea bergegas menuju papan pengumuman untuk melihat di kelas manakah dirinya. Disana begitu sesak, semua murid-murid ternyata berkumpul di tempat itu. Alinea menerobos masuk ke depan papan pengumuman tersebut. Di papan tersebut tersusun rapih susunan nama-nama. Begitu banyak sehingga sangat sulit untuk menemukan namamu. Setelah berhasil menemukannya Alinea bergegas mencari Dimas.

Ihh..ini anak dimana sih? Dicariin susah banget. Di kantin nggak ada, di perpustakaan nggak ada. Kemana sih?

Setelah capek keliling mencari Dimas, Alinea akhirnya menyerah dan memutuskan untuk pergi ke kelas barunya. Disana sudah banyak murid-murid berkumpul dan saling berkenalan satu sama lain.

“Nea..sini”teriak Linda begitu bersemangat.

“wait..”jawab Alinea memberikan kode dengan tangannya.

“sini..duduk sama gue kan?”

“iyalah.. Masa mau sama yang lain?”, “Eh..lo liat Dimas nggak?”Sambung Alinea

“nggak.. Eh iya, dia kan sekelas sama kita kan? Gue sempet liat namanya tadi di papan pengumuman”.

“ya itu dia..makanya gue senang tapi dia nggak tau kemana. Huffff”jawab Alinea yang begitu tidak senang dengan hal tersebut

“Selamat pagi anak-anak. Tenang dulu yah, jangan ribut” ucap pak Guru menenangkan muridnya. Suasana yang tadinya gaduh mendadak hening, mereka semua mendengarkan guru tersebut.

Guru tersebut mengambil spidol dan menuliskan namanya di whiteboard. Muliadi itulah namanya, masih muda dan wajahnya cukup keren untuk ukuran seorang guru.

“anak-anak, saya adalah wali kelas kalian sekaligus guru mate-matika” jelas pak Muliadi. Dia menjelaskan banyak hal mengenai tugas-tugasnya sebagai walikelas, dia juga meminta murid-murid untuk memperkenalkan diri satu persatu sambil mengabsen.

“Dimas dimana sih? Kok belum masuk kelas juga”ketus Alinea.

“udah Nea.. Tenang dulu, inikan cuman perkenalan aja. Lagian biasanya nggak ada guru yang mau masuk kalo hari pertama gini”Ucap Linda menenengkan Alinea.

Tiba-tiba ada seseorang yang mencolek Alinea dari belakang dan berkata “hei..Nea, Dimas di ruang kepsek. Tadi gue sempet ketemu”.

“ngapain di ruang kepsek?”tanya Alinea.

“nanti tanya sendiri aja, nggak enak kalo gue yang kasih tau lo”.

“mmm..ok. Thanks yah. Eh.. Lo masuk kelas ini juga yah Tik?”tanya Alinea kepada Ayuni teman sekelas Dimas waktu kelas XI.

“Ya iyalah..masa iya iya dong” jawab Ayuni.

Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kelas, dia Dimas yang sedari tadi ditunggu-tunggu Alinea.

“sudah selesai ngomong sama kepsek?” tanya Pak Muliadi pada Dimas.

“iya Pak sudah, maaf telat masuk”

“Nggak apa, duduk aja”

“iya pak”

Sementara itu Ayuni melambaikan tangannya dan memanggil Dimas duduk di sampingnya. Dimas kemudian berjalan menuju Ayuni dan terus saja menatap Alinea sambil mengembangkan senyumannya, sementara itu Alinea juga membalas senyumannya. Hati Alinea begitu bahagia karena senang bisa sekelas dengan Dimas. Dimas duduk di samping Ayuni, tepat di belakang bangku Alinea. Sementara Pak Muliadi menjelaskan beberapa hal, Dimas dan Alinea saling berkirim pesan melalui sebuah kertas.

Kok kamu telat?

Dimas kemudian menuliskan balasannya di bawah pertanyaan Alinea.

Alinea kemudian membuka gulungan kertas tersebut dan tersenyum membacanya.

Ihh.. Apaan sih, ditanya kenapa telat jawabnya aku cinta kamu. Alinea tak henti-hentinya tersenyum selama jam pelajaran tersebut.

Bel pertanda jam istirahat berbunyi dengan nyaring mengakhiri pertemuan dengan Pak Muliadi wali kelas baru mereka. Beberapa murid tinggal dalam kelas namun ada juga yang keluar kelas. Alinea, Linda, Ayuni, dan Dimas memilih tinggal di kelas dan berbincang satu sama lain.

“ini nih Dimas yang bikin lo klepek-klepek?”Bisik Linda pada Alinea.

“apaan sih Lin, malu tau..”Jawab Alinea.

“cakep Nea”

“ihh.. Udah deh jangan bikin salting”.

“ngomongin apa sih”tanya Ayuni kepada mereka berdua.

“hah..Nggak penting-penting amat. Hehe..”jawab Alinea cengengesan

“oo.. Hey kalian udah sekelas aja nih. Asik dong bisa barengan terus..”ucap Ayuni, "gimana udah jadian”sambungnya.

Dimas dan Alinea hanya terdiam dan saling bertatap-tatapan tidak bisa menjawab pertanyaan Ayuni.

“Loh kok diam aja. Wah parah lo mas.. Masa anak orang lo gantungin gini. Ada yang serobot baru tau rasa lo mas”ucap Ayuni memarahi Dimas.

“iya..masa lo gantungin temen gue lama-lama sih. Kalo suka ya udah jadian dong”ucap Linda masuk kepembicaraan mereka.

“apaan sih Lin. Udah deh”ujar Alinea sambil menendang sepatu Linda pertanda dirinya memberikan kode.

Lihat selengkapnya