Hari ini hari terakhir Dimas di Makassar, dia sekeluarga akan pindah ke Kendari karena Ibunya dipindahkan ke sana. Agak berat baginya meninggalkan Makassar karena ada seseorang yang sudah begitu melekat dalam hatinya. Alinea adalah wanita pertama yang bisa membuatnya jatuh cinta sangat dalam.
Kringgggg...kringggg
Alinea bergegas mengambil handphonenya yang berada di atas meja dan mengangkat panggilan tersebut.
“Halo...”
“Nea.. Aku mau pamit”ujar Dimas dibalik telepon sana.
Alinea tidak menjawab sepatah katapun, dia hanya diam saja.
“oke, kalaupun kamu nggak mau ngomong sengggaknya tolong dengerin aku aja” pinta Dimas namun masih ditanggapi dengan diam oleh Alinea.
“Aku minta maaf karena nggak berani ngasih tau sebelumnya tentang kepindahanku ini, bukannya aku nggak mau tapi aku takut kamu terluka tapi yang terjadi sekarang justru membuat kamu bukan hanya terluka saja bahkan kamu sudah membenciku. Ini benar-benar salah. Aku salah, maafkan aku.”
“Aku mencintaimu sampai kapanpun. Percayalah ada ruang dalam hatiku yang takkan ada seseorangpun yang mampu menyingkirkannya, bahkan meskipun kamu bukan jodohku.”ucap Dimas sambil menutup teleponnya.
Dimas sangat bersedih meninggalkan kota ini, langkahnya terasa berat. Selama perjalanan menuju bandara, banyak kenangan yang berseliweran dalam kepalanya. Bukan hanya mengenai Alinea tapi juga sahabat-sahabatnya. Mereka semua sangat berarti bagi Dimas.
Di bandara sahabat-sahabatnya hadir untuk melihat kepergian dirinya bersama keluarga. Ada Dika, Djo, June, dan Rhey, selain itu ada Rais dan Ayuni. Semuanya hadir untuk mengantar Dimas. Satu persatu mereka mengucapkan kata-kata perpisahan.
“Bro baik-baik disana bro..sering-sering hubungin kita”ucap Djo sambil memeluk Dimas.
“gue pasti sering-sering hubungin kalian kok. Pasti!”jawab Dimas,
Dia mendekati Rhey dan berkata "Lo baik-baik yah, jangan bandel lagi.. Gue bakal support lo dari jauh". Dimas kemudian memeluk Rhey yang sudah agak tegar menerima keadaannyaa, sahabatnya yang lainpun langsung bersamaan ikut memeluk Rhey.
Ayah dan ibu Dimas terharu melihat persahabatan mereka. Didalam hatinya tidak pernah ada keinginan untuk memisahkan mereka.
“Tidak ada yang bisa gantiin lo di Mr.Sam bro”ucap Dika
“tenang aja, tiap liburan gue pasti kesini kok. Gue pasti merindukan kalian”balas Dimas. Dimas kemudian berjalan mendekati Rais dan Ayuni.