Di dalam kelas Alinea sering menatap kursi yang kosong tempat Dimas duduk. Bahkan sering kali dia duduk disitu pada jam istirahat. Disela kebisingan teman-teman sekelasnya, dia hanya diam saja. Sesuatu sedang hilang dalam dirinya. Lamunannya terus terbang disaat-saat dirinya bersama Dimas. Disusurinya sudut-sudut sekolah tempat mereka sering bertemu. Di ruang UKS tempat pertama kalinya dia berbicara dengan Dimas, di perpustakaan tempat dirinya terkunci bersama Dimas, di taman tempat mereka sering bercerita lepas, dan di parkiran motor tempatnya mereka saling bertatap-tatapan sebelum mereka akrab.
“Nea.. Lo kok diem aja dari tadi”tanya Linda yang sedang duduk-duduk bersama Alinea dan Ayuni di Taman.
“iya.. Lemes amat. Lo sakit yah?”ucap Ayuni yang memegang dahi Alinea.
Alinea kaget dan tersadar dari lamunannya.
“Lo ngelamun yah?”tanya Ayuni yang heran melihat Alinea kaget.
“nggak Tik, pikiran gue berantakan aja, nggak tau kemana. Hehe..”jawabnya sambil terkekeh.
“Lo kepikiran Dimas yah?”tanya Linda.
“sebenernya sih nggak juga, cuman gue agak nggak enak gimana gitu sama Dimas”jawabnya.
“nggak enak gimana Nea?”tanya Ayuni penasaran.
“yaa..gue terlalu keras hati nggak ngasih kesempatan ketemu sama gue.”jelasnya singkat.
“Lo terlalu sayang sama dia makanya begitu, mau diapain lagi Nea..semuanya sudah berlalu”jawab Ayuni sambil merangkul pundak Alinea.
“iya.. Seandainya aja gue tau hari itu hari terakhirnya disini, gue bakalan mau ketemulah sama dia. Gue juga sih yang salah.”ucap Alinea sembari merebahkan kepalanya di pundak Ayuni.
“Lo sih nggak mau dengerin Dimas ngomong”cerutu Ayuni.
“iya akhirnya gue mewek sendiri kan pas Dimas pamit lewat telepon. Gue nangis bombay deh jadinya pas dia tutup teleponnya”
“uuu kacian..cup cup cup cup..”Ayuni dan Linda bersamaan mengelus-elus rambut Alinea.
“Dari pada lo nggak enak gini, mending lo liatin gue yang enak-enak ini Nea”ucap Linda sambil bergaya ala-ala model ternama.
“Hehe.. Norak”Alinea akhirnya tertawa melihat tingkah Linda yang super norak.
“ketawa juga akhirnya, gitu dong sahabatku yang syantikkk”ucap Linda sambil memeluk tubuh Alinea.
Hari-hari dilalui Alinea dengan tegar, berbulan-bulan lamanya setelah ditinggal Dimas akhirnya Alinea bisa melalui hari-harinya dengan ceria kembali. Dia sudah mulai membuka hatinya pada cowok lain bahkan sudah memulai hubungan dengan seorang cowok dari kelas lain.
******
Kringg...kringgg...kringgggg....Terdengar suara deringan dari handphone Dimas.
“halo..cari siapa?”sapa Dimas kepada sosok dibalik telepon tersebut.
“mas lo dimana? Lo kok nggak pernah nongol lagi?”
“eh kak Sahara, di rumah aja lagi malas nih keluar rumah”jawab Dimas yang mengenali suara tersebut. Kak Sahara adalah senior Dimas dikomunitas seniman jalanan, bidangnya seni sastra, dia sudah beberapa kali mewakili komunitas dalam festival seni skala nasional dan selalu menyabet juara 1 dalam lomba puisi. Semenjak di Kendari, Dimas banyak menghabiskan waktu dengan komunitas seniman jalanan. Dia berusaha menyibukkan dirinya supaya tidak terlalu memikirkan Alinea.
“eh ini nih.. Lo bantuin bawa materi seni musik lagi dong buat angkatan baru soalnya anak-anak nggak ada yang mau tuh. Mana gue masih seminar di Makassar, bingung gue. Bantuin gue yah mas” pinta kak Sahara.