Keesokan harinya Dimas bersama Mr.Sam dan crew bersiap-siap menuju lokasi festival. Semuanya sudah menunggu sedari tadi sementara Dimas masih juga belum keluar dari kamar mandi.
“ah bisa luntur nih make up”sahut Yuli pacar Djo
“hahaha..emang Dimas gitu, paling lama kalo mandi” jawab Djo sambil memutar-mutar stick drumnya menggunakan jarinya.
“kita mah sudah kebal hahahha” sambung June.
“kayaknya kalian perlu belajar manajemen waktu deh, jangan sampai tiap mau manggung buru-buru mulu”kak Sahar menasehati.
“iya kak.. Emang dia bebal sih” jawab Djo.
“emang dia ngapain sih?”tanya Alinea, “iya ngapain sih kok lama bener” sambung Ulfa.
“mau tau? Tapi rahasia yah?” sahut Dika membuat yang lain selain personil Mr.Sam penasaran,
“kelamaan sisir rambut” ucapnya dengan nada yang sangat pelan.
“hah? Sisir kok lama?”tanya Alinea penasaran.
“ya pasti lamalah, kan rambutnya banyak.. Rambut ketek, rambut kepala, rambut bawah, pokoknya semuanya disisir. Hahahhaha”
“ih apaan sih, garing ah” sahut Ulfa yang sepertinya mewakili pedapat yang lainnya.
Dimas kemudian muncul dari balik pintu kamar menuju ruang tamu tempat semuanya berkumpul. Wajahnya begitu bercahaya, begitu segar..rambutnya yang semula jatuh kini disisir jabrik kali ini dengan warna hijau, dia mengenakan kaos hitam serasi dengan semua personil lainnya, jam tangan dan sepatunya juga serasi dengan warna rambutnya.
“wowww... Keren banget lo mas” sahut Ulfa sambil memukul lengan Alinea, “pantesan lo klepek-klepek Nea..” bisiknya.