Alkemi Dari Gawai

Rhisty Ricku
Chapter #2

Naik Pangkat

Lilith dan Mika, beserta seluruh keluarga, merasakan peristiwa kerusuhan yang terjadi di Kota Muna, tempat di mana Huna berasal, lahir, dibesarkan, pada tahun 1999. Kerusuhan itu, tidak terlalu Lilith ingat, sebab ia pun masih sangat kecil dan masih berusia 2 tahun. Mika kakaknya, berusia sekitar 4 menuju 5 tahun. Lilith kecil, merasa tertekan dan takut, karena merasakan begitu mencekamnya peristiwa itu. Dan membuat pergerakan Lilith yang adalah anak-anak, begitu dibatasi, serba ketakutan untuk melakukan sesuatu. Ia dan kakaknya merasakan pengalaman harus lari mengungsi, tinggal di tempat pengungsian, bersama ibu, paman, dan bibinya. Ayahnya saat itu sedang pergi bertugas ke luar kota. Hal inilah yang cukup membuat Lilith punya ekspresi ketakutan saat difoto, padahal saat dari bayi hingga usia 1 tahun, Lilith cukup berekspresif saat berfoto. Kondisi tertekan itulah membuat Lilith menjadi anak yang tidak murah senyum, bahkan saat difoto. Lilith seperti punya trauma, ketakutan akan kamera foto seperti senjata yang mau menembaknya.

Di awal tahun 2000, tepat di bulan Januari, Lilith dan keluarganya, kembali ke rumahnya setelah kerusuhan di Kota tempat tinggal mereka, mereda. Namun tak berselang lama, tepatnya di bulan Februari kerusuhan kembali terjadi. Dan di saat itu, Ibu Lilith, dan Mika, sedang mengandung adik mereka yang bungsu. Mereka harus berjalan mengungsi ke daerah yang lebih tinggi, daerah pegunungan, sambil ibu mengandung adik mereka di usia kehamilan yang masih muda. Masa kecil Lilith di usia 3 tahun, mesti harus bertahan hidup dengan berpindah tempat akibat kerusuhan yang terjadi. Lagi-lagi ayahnya sedang berurusan ke luar kota dan tidak membersamai mereka untuk pergi mengungsi.

Saat di tempat pengungsian, Lilith mengungsi bersama dengan tetangga-tetangga sebelah rumah Lilith. Ingatan Lilith di tempat pengungsian, tidak terlalu detail, sebab saat peristiwa kerusuhan itu, Lilith masih sangat kecil. Pada saat menulis cerita ini pun, Lilith perlahan-lahan mengingat memori peristiwa itu.

Saat di tempat pengungsian, setiap malam sebelum tidur, semua pengungsi berkumpul untuk beribadah dan berdoa bersama. Tempat pengungsian yang ada di daerah pegunungan, di dekatnya ada aliran sungai. Masa-masa yang menyenangkan, meski berada di tempat pengungsian. Lilith kecil dan anak-anak seumuran serta yang lebih tua, bermain bersama, mandi di aliran sungai, dan banyak orang-orang dewasa yang mencuci pakaian.

Saat di tempat pengungsian pun, Ayah Lilith tidak bersama dengan mereka (Lilith, Mika, Ibu yang sedang mengandung anak ketiga). Lilith menjalani hidup layaknya anak-anak yang tidak berubah kesenangannya. Sebab lokasi pengungsian, begitu luas, ada halaman, dan juga sungai yang mengalir di sekitar tempat pengungsian. Begitu berbeda dari lokasi rumah di mana Lilith tempati saat itu. Tidak ada halaman rumah, tidak ada teras, dan juga rumah antar tetangga yang saling berdekatan.

Hari demi hari menempati tempat pengungsian, Lilith dan semua orang yang mengungsi, hanya menunggu kabar bahwa kondisi sudah kondusif, kerusuhan sudah usai, barulah bisa kembali ke rumah masing-masing. Meski kerusuhan membuat aktivitas menjadi terasa lumpuh bagi orang dewasa yang sudah memasuki masa produktif mencari uang, tapi bagi Lilith dan anak-anak di masa merasakan kerusuhan itu malah masa-masa yang menyenangkan. Bisa bermain sepuasnya, sekolah-sekolah libur, tidak ada beban untuk belajar, mengerjakan tugas, bangun pagi ke sekolah.

Di tempat pengungsian yang baru, Lilith, Mika, Ibu, Paman, dan Tantenya, menyewa sebuah rumah di daerah pegunungan. Rumah itu tidak ada penghuni, dan memang rumah itu untuk disewakan. Pemiliknya pun tinggal dekat dengan rumah sewaan itu. "Ibu adalah orang ke-delapan, yang bertanya untuk menyewa rumah ini. Saya menghitungnya, karena tujuh orang lainnya tidak lagi ke sini, maka rumah ini untuk Ibu tinggal bersama keluarga", ujar Pemiliknya. Mereka sudah tidak lagi tinggal di tempat pengungsian yang ramai sebelumnya. Ada insiden juga, Mika harus mengikuti rombongan pengungsi lain, yang membuat Lilith dan tantenya berjalan mencari Mika, dan melihat Mika sedang berteduh karena hujan di tengah-tengah banyak orang yang sedang berdiri untuk pergi mengungsi. Saat itu Ibu mereka sedang hamil muda, jadinya Lilith dan tantenya yang pergi mencari. Syukurlah Mika tidak kenapa-kenapa.

Lihat selengkapnya