Kelahiran anak kedua membuat pendarahan hebat bagi Ibu Okta. Lilith lahir. Saat lahir, hingga sebulan lamanya, Lilith menangis tiada henti. Tangisan itu jika diterjemahkan dalam kata seakan-akan bayi Lilith tidak ingin dilahirkan dan menjadi bagian sebagai penghuni planet ini Tangisan yang begitu menggema tiada henti, selama hampir sebulan, membuat Ibu kelelahan menenangkan dan hampir tidak mampu untuk menggendong Lilith, sebab Lilith tidak berhenti menangis. "Tuhan, ambil saja anak ini kembali pada-Mu, aku ikhlas, aku, dan suami, tidak kuat lagi, menenangkan anak ini." ucap Ibu sambil menangis dan menggendong Lilith yang terbaring di genggamannya. Kelahiran membuat ibunya pendarahan, tidak berhenti menangis selama hampir sebulan, dan ibunya merelakan bayi Lilith dipanggil oleh Tuhan.
Keajaiban terjadi...
Lilith berhenti menangis, tepat satu bulan setelah kelahirannya. Ia menjadi bayi yang sangat tenang. Jika menangis karena lapar atau ngompol pun tidak sebrutal sebelumnya. Masa-masa kecil yang berjalan tenang, ceria, dan berkecukupan.
Lilith mengalami masa-masa suram saat berusia 3 tahun, tatkala melakukan perjalanan bersama ayahnya. Pengalaman pertama melakukan perjalanan berlayar dengan ayahnya, Lilith merasakan peristiwa kebakaran kapal yang disebabkan oleh penumpang kapal yang membuang puntung rokok yang masih hidup ke sembarang tempat di dalam kapal, tanpa berusaha menginjak agar puntung rokok itu tidak menyala. Maka puntung rokok yang masih menyala itu terkena karung yang berisi beras, dan tidak disadari oleh awak kapal dan penumpang-penumpang lainnya. Saat api makin membesar, maka awak kapal mengumumkan kebakaran kepada penumpang-penumpang. Mereka pun melompat ke lautan karena panik akan kobaran api di kapal itu.
Dengan menggendong Lilith di tubuh bagian belakangnya, dan menyuruh Lilith melingkarkan tangan di bagian bawah leher. Ayah dengan sigap berlari ke sumber kobaran api, memadamkan dengan hydrant, dan merobek karung-karung berisi beras, agar api tidak makin membesar. Orang-orang yang sudah ada di lautan menyuruh ayah untuk "membuang" Lilith ke lautan agar mereka selamatkan, tapi ayah menolak. "Kalau mau mati, jangan ajak anakmu, jangan gila!", teriak penumpang kapal yang mengapung di lautan. Dan syukurlah, api berhasil padam dan tidak ada korban jiwa.
Tidak sampai di situ saja. Perjalanan dengan memakai Speed boat pun, dirasakan Lilith dan ayahnya. Speed boat terbalik, barang-barang penumpang lenyap. Lilith dan ayahnya turut menjadi penumpang speed boat tersebut yang juga barang-barangnya lenyap dan hanya tersisa pakaian di badan sama dengan penumpang lainnya. Syukur tidak ada yang menjadi korban jiwa.
Lilith mengalami peristiwa-peristiwa yang aneh jika bepergian dengan ayahnya. Bahkan pernah saat naik motor dengan ayahnya, tiba-tiba mereka jatuh dan Lilith terseret sangat jauh. Dan ajaibnya tidak ada luka yang tergores pada kulit Lilith, mengalami cidera pun tidak. Namun yang tiada disangka adalah setiap Lilith selamat dari kecelakaan apapun dengan ayah, Lilith akan mengalami sakit.