Aku mengikuti akun sosial media, salah satu hipnoterapis wanita yang adalah lulusan kedokteran gigi. Akunnya juga aku ikuti hasil repost postingan beliau dari psikolog cantik itu. Beliau sudah menikah. Beliau menceritakan pengalaman beliau, bahwa hidupnya juga makin berbenah. Beliau pun mengakui bahwa beliau ini adalah pasien hipnoterapis, dari psikolog cantik itu. Beliau menceritakan, kegelapan-kegelapan dalam diri beliau yang dikorek saat sesi hipnoterapi bersama psikolog cantik itu.
Aku pun tertarik dan memberanikan diri untuk menghubungi kontak beliau dan menanyakan tarif hipnoterapi beliau. Harganya sama dengan psikolog cantik itu. Pikirku harganya agak terjangkau. Tapi ya sudahlah, masih belum waktunya. Suatu saat beliau dengan hatinya yang welas asih, beliau memberikan give away bagi dua orang pengikut akun sosial medianya untuk mendapatkan sesi gratis hipnoterapis bersama beliau secara online.
Berhubung, aku yang berkediaman sangat jauh, dan pastinya terbatas biaya, aku tidak bisapergi ke daerah beliau dong. Maka dengan kecanggihan sosial medialah, aku ditolong sangat. Ya dunia maya itu bisa menjadi candu yang merusak tapi belum tentu semua penggunanya tidak bijak. Beliau memberikan give away, karena di bulan Agustus adalah bulan di mana beliau lahir. Dan memberikan sesi gratis bagi pengikut sosial media beliau yang terkendala biaya untuk bisa mengikuti sesi hipnoterapi.
Beliau juga mengatakan, beliau pernah ada di sisi gelap dalam hidup namun beliau berhasil memutuskan untuk menyembuhkannya, hanya saja beliau didukung dengan kecukupan biaya. Tapi, ada orang yang sudah bertekad untuk mengikuti hanya saja belum terpenuhi langkahnya karena biaya. Aku pun memahami, bahwa beliau tidak bisa memberikan sesi gratis bagi semua orang. Ini adalah mata pencaharian beliau dan beliau pun mengeluarkan biaya untuk mengikuti kelas sebagai seorang hipnoterapis yang tersertifikasi dan pastinya biayanya tidak murah. Syarat mengikuti give away ini adalah, menceritakan alasan apa yang membuatku bertekad mengikuti sesi hipnoterapis beliau.
Kuceritakanlah alasanku kolom salah satu aplikasi anonim yang bisa tersambung dengan akun sosial media lain. Cukup panjang memang. Aku merasa hidupku tidak bisa berkembang karena aku merasa bertanggung jawab untuk menjaga Abilka. Adikku yang autis ini. Dan aku perlu untuk membenahi batinku dengan mengikuti sesi hipnoterapi yang diberikan secara gratis ini. Aku mau mengorek akar masalah yang terpendam di alam bawah sadar dan minta untuk diakui.
Beberapa hari kemudian, give away diumumkan. Aku cukup grogi dengan hasilnya, karena memang banyak orang yang terkendala biaya, bukan saja aku. Dan mereka pun sama-sama punya alasan sepertiku. Berat memang menjadi orang yang kusebut dengan sebutan “kakak” ini dalam memilih dua orang yang lebih membutuhkan sesi hipnoterapi gratis. Karena banyak yang membutuhkan sesi gratis ini. Sesuai dengan kriteria beliau, syukurlah, aku dan seseorang yang lain, yang tidak kutahu identitasnya, berhasil mendapatkan sesi gratis hipnoterapis bersama beliau.
Tidak kusangka. Yang awalnya aku menghubungi beliau untuk menanyakan biaya, malah aku kembali terhubung dengan beliau, dan mendapatkan sesi gratis. Maka beliau meminta kami untuk menghubungi beliau jalur pribadi dengan nomor kontak yang tertera pada profil akun beliau. Kontak kakak terapis sudah kusimpan, berawal dari pertanyaan soal biaya hipno yang pernah kutanyakan dan menunjukkan tangkapan layar, dari pengumuman beliau di akun sosialmedianya.
“Hai Lilith,” sapa kakak hipno dari layar HP-ku via video call
“Hallo kak, apa kabarnya,” ucapku
“Alhamdulillah, baik dek, bagaimana kabarmu juga?” balas kakaknya.
“Ternyata ya kita berjodoh. Kemarin-kemarin kan kamu pernah menanyakan biayanya kan dek. Ini mungkin saatnya, kamu untuk mengikuti sesi ini ya dek.”
“Puji Tuhan kabarku baik kak, terima kasih ya kak sudah memberikan aku kesempatan.”
“Sama-sama dek.”
“Kamu bilang alasan kamu jika dipilih mengikuti sesi ini, karena supaya kamu bisa merawat adikmu yang autis dengan waras ya?"
“Hehe iya mbak, kurang lebih seperti itu mbak, aku tidak bisa meninggalkan adikku dan membuatku tidak bisa punya pekerjaan. Meski di rumah juga ada ayah, dan ibu yang menjaganya. Tapi aku merasa aku juga harus bisa punya penghasilan dan tidak bisa hidup seperti ini terus, dan aku pun melihat testimoni orang-orang yang mengikuti hipnoterapi, gatal-gatal pada kulit mereka, syukurnya membaik, mbak. Aku belum sembuh, padahal sudah ku obati ke dokter kulit,” ucapku.
“Baik Lilith, terima kasih ya sudah mau menyampaikan. Aku sangat mengapresiasi orang yang mengakui kerentanannya. Beberapa kasus yang pernah saya tangani, salah satunya ada pasien saya yang sangat posesif terhadap pasangannya, dan membuat pola berulang, hubungan dia dengan pasangannya pun tidak berlangsung lama. Ini masih di tahap berpacaran ya.”
“Dia memutuskan untuk mengikuti sesi hipnoterapi, bersama saya. Ternyata akar masalahnya adalah, dari kecil hingga usianya dewasa, dia merasa orang tuanya tidak menyayanginya. Saya tanya, kenapa kamu merasa demikian? Dia bilang orang tuanya sibuk bekerja, tidak punya waktu untuk bermain dengannya, mengambil rapor. Maka hingga dia dewasa, dia menarik pasangan yang juga sama-sama posesif dengan dia, atau juga dia yang posesif terhadap pasangannya.”
"Ada pula, pasien saya yang saya dihipnoterapi, dia tahu kalau ibunya tidak menginginkan kehamilannya. Ibunya saat mengandung dia, ibunya berusaha menggugurkan kandungannya tapi gagal.”
“Kisah ini tidak pernah ibunya ceritakan padanya, dan saat diamenceritakannya pada ibunya, ibunya terkejut, dan bertanya dari mana ia tahu akan cerita itu,” ujar kakaknya.
“Kadang masalah atau pola berulang yang terjadi pada hidup kita ini adalah respon dari perasaan kita yang menganggap sesuatu itu salah orang lain. Orang lain yang bertugas membahagiakan kita.”
“Dan wajar kalau kita berharap demikian karena, sebagian besar trauma yang timbul dan menjadi pola berulang di usia dewasa adalah karena di masa kecil, kita tidak mendapatkan perhatian istimewa dari orang tua kita, dari ayah dan ibu. Di usia 0-8 tahun adalah masa-masa emas di mana anak harus bisa mendapatkan kenangan-kenangan indah yang mempengaruhi karakter mereka di masa depan,” tambah kakaknya.
Sejujurnya, sebelum dimulainya sesi hipno, aku seperti mau meneteskan air mata. Padahal kakaknya pun belum menjelaskan penjelasan di atas, membuka sesi hipnoterapi. Aku merasa mendapatkan pertolongan yang mau mendengar, dan membantuku mengulik hal-hal yang tidak kupikirkan. Dan selama ini kurasa hidupku baik-baik saja. Hanya saja, aku perlu sesi ini. Alasan paling mendasar aku mengikuti sesi ini adalah, karena aku pernah mengalami kecelakaan berkendara, pada tahun 2017. Aku dibonceng oleh temanku di malam hari, dan dia tidak melihat ada drum di jalan yang menjadi penanda jalan sedang dalam proses perbaikan. Aku pun terlempar dan terseret cukup jauh, dan terguling-guling, dan lututku menjadi tumpuan.
Beruntung ada mobil yang tiba-tiba berhenti dan aku hampir terlindas oleh mobil itu. Mobil Avanza. Aku berada di depan mobil itu, hampir masuk ke dalam mobil itu. Menuliskan kisah ini membuatku sangat amat trauma. Kejadian yang berhasil sangat cepat. Dan saat itu aku dalam keadaan hampir tertidur di atas motor. Saat terseret pun aku berteriak sangat keras.
Kejadian itu terekam di motorik badanku dan membuatku trauma. Aku takut keluar rumah dan berkendara. Aku tiba-tiba kaget dengan kemunculan kendaraan yang muncul di samping kendaraanku dan lain sebagainya. Aku takut kemana-mana. Memang tidak semenakutkan hingga membuatku phobia. Hanya saja, aku merasa ada perubahan yang terjadi di tubuhku efek trauma dari kecelakaan itu.
Aku sebenarnya, mau mengajukan alasan itu agar bisa mendapatkan sesi gratis. Namun aku takut tidak terpilih. Maka dari itulah aku, memakai alasan karena Abilka, seperti yang sudah kukatakan di atas. Karena memang ini kesempatan yang cukup langka bagiku mendapatkan sesi hipnoterapi gratis. Memang saat itu tahun 2022 hingga saat ini, di tiap akun hipnoterapis yang kuikuti akunnya, tidak ada lagi yang memberikan terapi gratis. Beruntung memang saat itu aku bisa mendapatkannya.
"Kamu sudah bilang orang rumah, kalau kamu mengikuti sesi hipnoterapi kan?" tanya kakaknya.
"Sudah kak," jawabku ini sebenarnya aku berbohong.