Portal baru kesembuhan pun kembali dibuka. Aku mengikuti akun sosial media yang di mana orang-orangnya sudah mengalami proses death and rebirth. Terhubung dengan kebijaksanaan leluhurnya. Aku berusaha mempelajari maksud dari akun-akun itu. Aku pun mengingat kejadian-kejadian di mana aku hampir mati. Dan sudah kuceritakan sebelumnya. Benar-benar aku melepaskan dengan cinta segala warisan DNA dari leluhur yang tidak memberdayakan. Bukan dengan benci, namun menyadari bahwa mereka pun belum mengenal sosok yang kusembah, yang sudah menanggung segala kutuk dan telah terbukti mati dan juga bangkit.
Aku menyadari bahwa, aku tidak akan bisa sempurna dalam melakukan perbuatan baik. Bisa saja aku terlena karena dipuji baik, mungkin saja aku berbuat baik karena aku takut dijahati, aku berbuat baik dan ternyata itu tidak diapresiasi maka aku tidak lagi berbuat baik. Tidak akan sempurna memang perbuatan baik kita. Meski kita mencontoh dari pribadi yang kita sembah.
Aku menyadari bahwa energi tidak akan mati, akan berpindah dari satu tempat ke tempat lain menjadi entitas. Dan aku mungkin adalah energi dari leluhurku yang minta dilahirkan melalui ayah dan ibuku. Dan di kehidupan sekarang ini, memilih kurikulum jiwa untuk berbenah batin, berbenah diri, dari kehidupan di masa lampau yang sudah tak terhitung berapa kali jumlah kelahiran dan saat itu diulangi lagi pelajarannya.
Aku mengasihi leluhurku yang bertahan hidup dengan mengorbankan generasi setelahnya. Yang mengakibatkan nama keluargaku tidak terkenal di daerahku, seperti marga-marga lainnya. Kamu jumlahnya sangat sedikit. Meski marga ini sudah disematkan di orang yang bukan keturunan asli pun, tetap saja sedikit jumlahnya anggota kami dari sisi ayah. Begitu pun dari sisi ibu.