All About Him

Chika
Chapter #19

Alibi

Sunshine, Alvina

Hari ini angin bertiup sangat kencang sampai daun pohon bergoyang kesana kemari. Aku memperhatikannya. Sama seperti diriku yang diguncang amukan badai.

Aku tidak bisa tidur dari kemarin malam. Pikiranku masih tertuju pada komputer ayah. Aku masih penasaran karena aku ingin tahu.

Bisa jadi ibu mengetahui yang sebenarnya tapi ia menutupinya karena ia khawatir aku akan tumbuh dengan rasa dendam. Sehingga ia terpaksa berbohong. White lies.

Berbohong demi kebaikanku tapi aku tidak boleh menarik kesimpulan begitu saja karena itu hanya sugesti bukan fakta dan yang kubutuhkan sekarang adalah fakta. Itulah sebabnya nanti malam aku akan mencarinya.

Rasa kantuk hilang begitu saja hari ini, padahal aku tipe orang yang suka tidur disaat lelah. Aku bangun lalu mandi. Setelah itu aku turun ke bawah, ibu sibuk di dapur. Aku duduk di meja makan. Makanan hari ini adalah bubur. Aku tidak suka bubur kecuali kalau sakit.Kenapa harus ini?

Ibu bertanya, “Kapan nilai UTS dibagikan?”

Aku menjawab, “Belum tahu, Bu. Mungkin besok."

Aku menyendok bubur itu lalu menelannya. Suap demi suap adalah penderitaan. Aku tidak sabar untuk menghabiskan bubur itu.

Ibu lalu berkata, “Ibu tahu kamu rajin belajar belakangan ini tapi kamu juga harus jaga kesehatan."

Aku mengangguk. “Iya, Bu."

Setelah itu aku berangkat sekolah. Sesampainya di kelas, aku kaget melihat kelas kosong. Kemana semua orang pergi?

Tas mereka ada di bangku tapi orangnya tidak ada. Apa aku melewatkan sesuatu? Aku duduk menunggu mereka. Tak lama Layla masuk ke dalam kelas. Ia melihatku tapi ia tidak berbicara apa-apa. Ia hanya duduk dan memainkan handphonenya.

Aku ingin bertanya tapi aku baru ingat kalau kemarin kami habis bertengkar. Kami berdua saling diam.

Tak lama ia berkata, “Lihat hasil UTS di papan info." Aku langsung berdiri dan turun menuju lorong. Banyak sekali siswa yang berkerumun, mereka juga ingin melihat hasil UTS.

Aku tidak mungkin berdempetan dengan mereka walaupun aku penasaran dengan nilaiku. Edo keluar dari kerumunan, ia mengelap keringatnya dan membetulkan kacamatanya.

Ia lalu melihatku dan berkata, “Ga bosan apa jadi juara terus." Ia lalu pergi. 

Meskipun dia memujiku dengan sindirannya yang pedas, aku tetap harus melihat nilaiku.

Aku melihat jam tangan, jam menunjukan pukul 06.50 pagi. Sepuluh menit lagi bel berbunyi, aku harus cepat.

Aku kaget karena ada yang berteriak di sebelahku. Suaranya yang lantang membuat semua orang menengok. “Woi ..!” Aku ikut menengok, ternyata itu Alga.

Ia mendekati papan itu, semua orang langsung menyingkir. Ia mencari namanya, aku ikut maju mencari namaku.

Ketika ia sudah melihat nilainya ia lalu pergi. Aku terkejut melihat nilaiku. Aku tidak menyangka nilaiku bisa meningkat begitu drastis. Aku senang karena posisiku aman. 

Aku lalu melihat nilai Alga. Semua nilainya tidak di bawah KKM malah pas KKM. Aku pun naik ke kelas dan duduk. Lega bukan main.

Sekolah tinggal satu minggu lagi. Setelah itu pembagian rapot tengah semester. Aku tidak sabar untuk menikmati liburan sekolah dan pastinya aku akan merindukan hari-hariku bersama Alga.

Bel berbunyi, waktunya break pertama. Aku makan di kelas dan Layla jajan ke kantin. Tiba-tiba ada bunyi dering telepon masuk. Aku melihat, ternyata dari Alga. 

Aku menengok ke belakang. Ia sedang duduk sambil memakai earphone. Mungkin ia sengaja melakukan itu agar tidak terlihat mencolok.

Aku mengangkatnya, “Halo." Aku berbicara sepelan mungkin agar kami tidak terlihat saling tanya jawab.

Ia memencet tombol mic pada earphone lalu berkata, “Selamat."

Aku membalas, “Kau juga."

Ia lalu berkata, “Tanpa dirimu aku tidak mungkin lolos."

Aku membantah, “Itu juga karena usahamu."

Ia lalu mengatakan sesuatu yang tidak kusangka, “Coba saja aku mengenalmu dari dulu mungkin nilaiku terselamatkan."

Aku langsung merasa panas seolah aku berada di gurun pasir. Aku juga berharap begitu. Aku menjawab, “Sekarang aku sudah menyelamatkanmu. Jadi kita impas."

Ia tertawa lalu mematikan telepon. Bersabarlah Alga akan ada waktunya aku memberitahu semuanya. Hari ini aku pulang bukan hanya dengan kemenangan tapi juga ulangan.

Besok ada dua ulangan, yaitu mtk dan kimia. Aku harus belajar hari ini dan menyempatkan waktu untuk pencarian.

Mungkin itu salah satu alasan mengapa Alga keteteran dengan tugas sekolah. Ia dibendung dengan rasa penasaran. Aku langsung mandi dan makan setelah itu aku mulai belajar. 

Aku belajar selama tiga jam. Masih ada waktu sebelum aku tidur. Aku keluar dari kamar dan mengintip. Ia sedang di sofa, sibuk bermain laptop.

Ia sedang sibuk kerja. Itu artinya tanda hijau. Aku langsung masuk ke dalam ruang kerja ayah. Tak lupa menutup pintu karena itu adalah kesalahanku kemarin malam.

Lalu duduk dan menyalakan komputer. Aku menuju file dan aku mulai mencari. Ada beberapa dokumen yang menarik perhatianku. 

Aku membuka dan membaca file itu. Bisa kutarik kesimpulan bahwa ayah bekerja di perusahaan terkenal yaitu, Techopro. Aku pernah mendengar tentang perusahaan itu. Perusahaan itu bergerak di bidang teknologi atau disebut IT.

Awalnya perusahaan itu lahir dari startup kemudian berkembang karena menarik calon investor. Sekarang perusahaan itu termasuk ke dalam leading company se-Asia Tenggara. Bahkan hampir menyaingi perusahaan ternama lainnya. Aku harus mencari informasi tentang perusahaan itu. 

Ayahku dulu seorang mantan programmer. Aku tidak tahu jabatan pastinya di dalam perusahaan. Tapi yang jelas, ia berhubungan dengan setiap orang.

Ia jarang sekali mengundang teman ke rumah karena ia berpikir bahwa selama satu minggu, lima hari bertemu mereka dan dua hari bertemu kami. Jadi dia benar-benar memanfaatkan dua hari itu untuk bersama kami.

Semenjak ia keluar dari perusahaan, ia jarang berkomunikasi dengan mereka. Ia pintar bergaul tapi sebenarnya dia sangat tertutup. Dia tidak pernah menceritakan tentang masalah kehidupannya meski aku tahu dia banyak memiliki kegundahan. 

Sekarang aku tahu kemana tujuanku. Aku harus mencari latar belakang perusahaan itu. Jadi aku mulai browsing. Ada banyak penelusuran mengenai perusahaan itu. Aku melihat video perkenalan mereka. 

“Technopro lahir pada sebuah startup event. Perjuangan perusahaan itu tidaklah mudah. Awalnya ide dan konsep mereka ditolak karena diduga tidak realistis dan sudah dilakukan oleh perusahaan besar lainnya seperti google.

Meski banyak penolakan, mereka pantang menyerah sampai akhirnya pada tahun 2008 awal bulan, mereka berhasil mendapatkan calon investor yang berasal dari negara lain, yaitu Singapore. Pencetus dan CEO perusahaan itu adalah Mr. Wiliam Tanolo. 

Ia lahir dan berasal dari jogja. Kemudian ketika ia beranjak SMA ia mulai menyukai bidang teknologi.

Sehingga ia memutuskan untuk mengambil kursus coding dan masuk ke dalam perguruan tinggi di salah satu universitas di Jakarta. Berkat kepintaran, ia magang di salah satu perusahaan terkenal di Singapore. 

Lihat selengkapnya