“Baiklah ... Dar-ren!” balas Celine kikuk.
“Ha ha ha... Tidak perlu kaku seperti itu, saya ini manusia asli loh. Bukan siluman atau sejenis iblis.”
Mendengar hal itu, Celine pun ikut tertawa. “Selera humormu sangat buruk!”
“Oh ya? Lalu bagaimana humor yang baik?”
“Eh?” Kembali lagi Celine kikuk.
“Ha ha ha...! Liat, sejak tadi kamu selalu saja kikuk, apa seperti itu selera humor yang baik?” tanya Darren sambil menyipitkan sebelah matanya.
DEG!
Apa-apaan ini? batin Celine. Jantungnya tidak karuan ketika melihat lelaki itu berkedip.
Sial! Dia tampan sekali! Tuhan aku ingin dia, boleh? batin Celine lagi.
Entah didorong oleh apa, Celine yang tidak tahu apa itu tentang cinta-karena belum pernah merasakannya-bisa mengucapkan doa itu dalam hatinya, yang sebenarnya dia juga tidak tahu, apa itu arti dari kata aku ingin dia, tapi doa itu mengalir begitu saja.
“Hei, kenapa diam? Apa ada yang salah?” tanya Darren.
Celine hanya menggeleng, matanya menatap keluar dan dengan bebas menyaksikan hikuk pikuknya sebuah jalan raya besar di kota metropolitan.
Ada juga untung juga aku memilih tempat duduk di sini, aku bisa melihat keluar sambil menetralkan jantung, batin Celine.
Darren melirik Celine dengan ekor matanya, dia melihat wanita itu terlalu menikmati apa yang dilihat. Hal itu membuat Darren ikut melihat, apa yang menjadi objek pemandangan wanita yang di depannya itu.
Apa jalan raya lebih menarik dari pada wajahku? batin Darren.
“Tidak ada apa pun yang menarik, kenapa sangat serius begitu?” cibir Darren pelan. Namun, cukup berhasil membuat Celine terjaga.
“Eh, maaf. Apa kamu bicara denganku?” tanya Celine gugup.
Bodohnya dirimu Celine, apa yang kau lakukan? Ini jam kerja! batin Celine mengutuk dirinya.
“Kalau bukan padamu, lantas apa kamu pikir aku ini suka bicara sendiri?”
Ck ... dia sangat cerewet! Aku gak mau dengan dia, batin Celine. Tapi Celine segera mengutuk dirinya, begitu sadar akan apa yang diucapkan tadi.
Bodoh!! Memangnya kau pikir, dia mau samamu? Percaya diri sekali kau. Jangan-jangan yang ada, nanti dia malah melaporkan tindakan konyolmu ini, bagaimana kau sangat tidak telaten, batin Celine.
“Hemp ... diam lagi?” tegur Darren.
“Emp ... apakah ada yang ingin kamu tanyakan?” tanya Celine, “maksudku, tentang seputar pekerjaan ini.”
“Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan. Tapi-” Darren menghentikan perkataan.
Hal itu membuat Celine menyerngit kan dahinya.
Darren tersenyum melihat Celine yang nampak kesal. “Tapi tentang dirimu!” lanjut Darren, menekan ucapan di akhir kata.
Celine menunjuk hidungnya. “Aku?” tanyanya heran.