All I want is You

Chrisdora Grey
Chapter #3

Compensation costs

“Apa ada alasan spesifik, kenapa kamu gak suka sekolah?”!tanya Darren.

“Tidak ada alasan lainnya, hanya saja ... yah, aku tidak suka sekolah! Apa itu harus memiliki alasan?”

“Sayang sekali. Kalau kamu sekolah, pasti nanti kamu akan mendapatkan pekerjaan yang jauh lebih bagus.”

“Benarkah? Apakah ada jaminan tentang itu?”

“...” Darren diam, ia sendiri pun tidak yakin akan hal itu. Tapi setidaknya menurut dari apa yang terlihat, saat ini seluruh perusahaan akan selalu mempertimbangkan pendidikan seseorang, baru akan melihat kemampuan.

“Kenapa diam?” tanya Celine. “Kamu juga tidak yakin dengan hal itu, kan?”

“Emp ... tidak ada jaminan sih, tapi ... lihatlah, sekarang ini perusahaan-perusahaan akan mencantumkan pendidikan untuk merekrut karyawan mereka.”

“Emp ... Pak Darren, apakah Anda memiliki pertanyaan tentang masalah produk perusahaan kalian?”

“Saya rasa tidak, nanti kami akan mencoba menyusun strategi untuk mengakali produk kami, agar jalan di pasaran.”

Kenapa dia malah kembali membahas masalah kerja? apa dia tersinggung? Oh, batin Darren.

“Apa rencana yang Anda ambil agar kira-kira produk ini jalan?” tanya Celine menyelidik.

“Hemp ... untuk sekarang mungkin belum ditentukan, mungkin soon. Tunggu kami meetingkan terlebih dulu.”

“Saran saya, kenapa tidak kalian buat event saat hari libur besar, atau buat discount khusus sabtu-minggu, misalnya. Juga bisa tuh kasih hadiah produk yang sejenis, terus di banded biar kelihatan. Nanti kalau ada yang seperti itu, kami bisa bantu buat banner, juga mungkin bisa kemungkinan display di lorong depan pintu masuk,” papar Celine.

“Bisa dipertimbangkan. Nanti akan saya bicarakan sama teman saya.”

“Ok, karena saya juga harus kembali ke store, kalau tidak ada hal lain yang ingin Bapak tanyakan lagi, baiknya kita selesaikan saja meeting kita hari ini.”

“Benar juga. Ha ha ha... Tolong maafkan saya.”

Celine hanya tersenyum. “Baiklah Pak, sampai ketemu di janji meeting selanjutnya.”

Setelah mengatakan hal itu Celine pun berlalu. 

“Sayang sekali, padahal aku lihat dia memiliki banyak potensi, kalau hanya memiliki pendidikan sebatas SMA saja, bagaimana jenjang kariernya nanti?” ucap Darren, lalu ia pun juga pergi.

Di parkiran! Saat Darren akan pergi menuju parkir khusus mobil, ia melewati tempat parkir motor terlebih dulu. Di sana ia bertemu dengan Celine, yang tampaknya sedang kesulitan menyalakan motor. 

“Kamu ke sini naik motor?” tanya Darren pelan.

Suaranya yang begitu lembut, juga sangat tiba-tiba,membuat Celine terkejut.

“OMG!” speechless Celine mengeluarkan kata itu.

“Eh maaf ... apa aku mengejutkanmu lagi?”

“Aku sudah sampai menjerit. Apa menurut Bapak, itu bukan mengejutkan?”

Lihat selengkapnya