Pulang
Manusia … tidak bisa belajar melupakan, tetapi menggayuti masa lalu: seberapa jauh atau cepatnya dia berlari, belenggu itu berlari bersamanya.
— FRIEDRICH NIETZCHE
Itu bermula dari panggilan telepon, tampak biasa dan mudah diabaikan. Dengung di atas nakas Everett, kilau layar ponsel—terlalu terang di kamar yang dibuatnya begitu gelap, dengan tirai-tirai pemblokir cahaya tertutup rapat dan jendela-jendela berkaca gelap menjadi garis pertahanan kedua terhadap kesilauan cahaya matahari dan kota. Kulihat nama itu, kupencet tombol mute, kubalik ponsel menghadap ke bawah di samping jam.
Namun kemudian, aku berbaring terjaga, bertanya-tanya mengapa kakak laki-lakiku menelepon sepagi itu pada hari Minggu. Kupikirkan segala kemungkinan: Dad, bayi itu, Laura.