All The Things I've Done To Save You

Handi Yawan
Chapter #2

Demam wahana time travel.


Di hari biasa, para wisatawan bisa berjalan santai di trotoar yang lebar dan penuh pertokoan mewah. Titik kedatangan ajang balap sepeda dunia, Tour de France, juga berada di kawasan ini.

Di saat yang sama, di belakang mereka ada beberapa kru TV yang sedang meliput langsung wisata ini.

“… dalam waktu singkat, dunia saat ini dilanda demam wahana time travel. Di mana-mana setiap orang ramai membicarakan sensasi pengalaman orang yang pernah mencoba pergi ke masa lalu,” kata reporter sebuah TV sambil menghadap ke kamera untuk memberikan kata pembukaan kepada penonton di rumah.

Ia lanjutkan dengan memberikan sapaan. "Selamat sore, pemirsa. Saya Victor Bazin menyampaikan pandangan langsung Bastille Day tahun ini. Hari peringatan Revolusi Prancis tahun 1789–1799 yang merupakan adalah suatu periode sosial radikal dan pergolakan politik di Prancis yang memiliki dampak abadi terhadap sejarah Prancis, dan lebih luas lagi, terhadap Eropa secara keseluruhan. Monarki absolut yang telah memerintah perancis selama berabad-abad runtuh dalam waktu tiga tahun.

Pertentangan antara pendukung dan penentang revolusi terus terjadi selama dua abad berikutnya. Revolusi Prancis secara politik telah mengakibatkan berkembangnya paham liberal yang menghendaki demokrasi dan kebebasan individu, lahirnya negara-negara republik yang demokratis, serta munculnya aksi-aksi revolusioner untuk menentang penguasa absolut.

Semenjak adanya mesin waktu ciptaan ilmuwan-ilmuwan dari Tunel Educations Inc., sekarang kita tidak hanya memperingati saja, tetapi juga turut merasakan langsung revolusi sosial yang terjadi tiga abad lalu.”

 Selama liputan berlangsung, setiap orang di jalan bisa melihat tayangan Victor Bazin melalui outdoor LED TV.

Pada saat itu, salah seorang dari kelima pemuda-pemudi tadi seperti diingatkan pada sesuatu. “Eh,” ujar Geoffry, si pemuda jangkung itu, “emang kita mau ke mana, nih?”

Langkah mereka menuju halte bis terhenti.

“Bukannya lo mau beli pin, Amanda?” tanya Geoffry.

“Oh, iya. Lo juga mau beli kausnya, kan, Austin?” Amanda juga mengingatkan temannya yang lain. Akhirnya, mereka buru-buru kembali dan pergi menuju gerai-gerai yang menjual cendera mata.

Amanda seorang gadis yang cantik dan memiliki senyum manis. Rambut hitam sebahu menambah kecantikan gadis yang berpostur tinggi semampai dan kulit bersih berwarna kuning langsat.

Sementara itu, di sepanjang Champs Elysees, terdapat berbagai restoran mewah seperti l'Atelier Renault dan Ledoyen. Ada juga beberapa kelab malam. Tidak hanya itu, butik-butik bermerek kelas dunia seperti Louis Vuitton, Chanel, Gucci, dan sebagainya juga ada. Selain itu, pertokoan ternama seperti Banana Republic, Abercrombie, Sephora, dan lain-lain juga ada di kawasan ini.

Tetapi kelima pemuda-pemudi itu adalah mahasiswa yang tentu saja tidak akan mencoba masuk ke tempat-tempat glamor seperti itu bila tidak mau terlihat norak. Mereka sudah cukup puas berjalan-jalan sambil melihat etalasenya atau membeli cinderamata.

“Lihat!” Amanda menjerit kecil sambil menunjuk ke arah monitor outdoor.

Kelimanya menjadi heboh manakala melihat dirinya ada di monitor outdoor LED. Saat itu, mereka persis berdiri di belakang Bazin. Timbul keisengan mereka, lalu bertingkah konyol karena sadar ternyata masuk TV.

Melihat hal itu, Bazin tidak marah, malah memanfaatkan momen ini.

Lihat selengkapnya