All The Things I've Done To Save You

Handi Yawan
Chapter #7

Bahaya di masa Pliosen

 “Tapi bocoran dari sumber kami mengatakan, ternyata diam-diam proyek ini sedang berjalan!” sanggah Sonia. “Bukan pergi ke Atlantis, tetapi justru pergi ke zaman Pliosen yang lebih jauh lagi.” Sonia menunggu respon Marwan mendengar informasi ini.

 “Ya. Itu saya dengar juga,” ujar Marwan. “Zaman Atlantis adalah setelah masa Pliosen, tetapi kesamaannya adalah dunia yang sama-sama mengalami kepunahan. Dan kalau itu benar, bakal terjadi kekacauan dan bahaya!”

 “Bahaya seperti apa di masa Pliosen, Prof?” kejar Sonia penasaran. 

Marwan meletakkan kacamata di wajahnya yang sedari tadi ditenteng saja. “Mesir Kuno lenyap akibat bencana alam,” jawab Marwan. “Maka pergi ke sana sangat berbahaya! Tidak seorang pun tahu kapan persis waktu terjadinya akhir dunia di masa itu. Itu bukan piknik, tapi bunuh diri!”

 “Bukankah dengan pergi ke Era Pliosen akan membuktikan bahwa teori Anda benar?” sergah Sonia. “Anda menyimpulkan bahwa Sphinx dan piramida-piramida di Mesir berasal dari Era Pliosen dan masyarakat di era ini teknologinya tinggi, dibuktikan dengan kemampuan membangun situs-situs megah itu.”

Marwan termakan pancingan Sonia yang pandai membuat orang lain mau bicara. Tubuh Marwan yang jangkung dan sedikit gemuk menegang. Tubuhnya tidak tegap tapi kuat, mencirikan seorang ilmuwan yang banyak kerja di lapangan.

 “Bagian yang tidak dipublikasikan adalah kali ini time travel bukan sekedar pergi ke masa lalu. Proyek ini nyata melibatkan kita berada di masa ketika Mesir Kuno menjadi periode sebelum dunia sekarang. Bukan lagi hanya melihat dan merasakan. Padahal dunia itu asing! Kita tidak tahu bahaya seperti apa dan sebesar apa yang menyebabkan dunia Mesir Kuno lenyap!”

“Anda tidak berjiwa pionir?” kata Sonia kecewa.

“Jangan salah! Saya tetap seorang ilmuwan.” Marwan menolak dikatakan begitu. “Tapi hanya untuk membuktikan bahwa Sphinx dan piramid-piramid di Mesir berasal dari Era Pliosen, tidak berarti orang harus pergi ke masa lalu. Jadi saya tegaskan! Melalui acara ini saya sampaikan kepada Mr. Reign, jangan bujuk saya lagi untuk ikut dilibatkan dalam proyek ini. Saya tetap bilang tidak!” []

 

***

 

Keramaian di ruang utama gedung menjadi pemandangan biasa bagi orang-orang yang bekerja di ruangan di sekeliling gedung. Mereka adalah para teknisi Tunnel Educations Inc. yang mengawasi kegiatan wahana ini tetap berjalan dengan baik.

 Di ruangan utama, sama seperti orang di ruangan lainnya, masing-masing sibuk sendiri memperhatikan monitor-monitor dan panel-panel di depannya. Hanya tampak beberapa orang berdiri mondar-mandir memperhatikan panel lain, lalu sesekali menyentuh peralatan dan kembali ke tempat semula.

 Ketika telepon berderimh, seseorang menghentikan kegiatannya meraih gagang telepon di meja sebelah. “Halo,” sapa orang itu. “Ada apa, Rin?”

 Ia mengangguk menerima pesan dari operator, lalu berbalik ke orang lain yang duduk di belakang meja dan menghadap mereka semua yang sedang bekerja.

“Pak Made Oka,” panggilnya kepada pria yang memancarkan pesona kharismatik sekalipun pendiam. “Barusan Rina bilang ada telepon dari InterTime lagi di line 4. Mau diterima nggak?”

Lihat selengkapnya