Suranto mengangguk sambil tertunduk lesu.
“Maafkan ayahku, Made,” kata Caroline penuh penyesalan. “Sejak semula ia tidak mau mendengarkan omonganmu. Tetapi sekarang semua telah terjadi. Kasihani kami. Tolong kami ….”
Semua terdiam. Made Oka sangat merasakan kesedihan Suranto dan Caroline yang menjadi teman sewaktu kuliah di California. Dulu Suranto adalah senior mereka. Namun, ia tidak bisa mengambil keputusan apa-apa. Hatinya sangat bimbang.
"Tetapi aku penasaran. Bagaimana Mr. Reign begitu ceroboh?” kata Made penasaran.
“Sudahlah, Pa. Semua sudah terjadi,” bujuk Ratna. “Sekarang mereka datang jauh-jauh kemari minta tolong.”
“Kumohon, Dek,” pinta Suranto. “Tolong ikut kami ke InterTime.”
Pantas sering sekali InterTime mencoba menghubungiku, pikir Made Oka. Ia menengok istrinya untuk minta pendapat. Ratna pun mengangguk.
“Baiklah,” kata Made. “Kita lihat apa yang bisa kulakukan.”
Suranto dan Caroline sangat bersyukur. Lalu Suranto mengajak mereka naik sebuah mobil Alphard bersama-sama.
“Kalian duluan,” kata Made ke semua orang. “Tunggu di mobil. Aku mau menitipkan mobilku ke sekuriti.”
Made Oka bergegas pergi. Tak lama kemudian, ia sudah kembali dan turut bergabung ke dalam mobil Alphard hitam.
Mobil yang dikendarai oleh seorang sopir pergi ke luar gedung dan langsung menuju pintu jalan tol yang letaknya tidak jauh. Beberapa saat kemudian, mobil sudah ada di ruas jalan tol menuju arah kota Cianjur.
“Bagaimana awalnya Amanda bisa ikut time machine dan hilang di zaman Mesir Kuno?” tanya Made. “Kapan ia pergi ke Kairo?”
Suranto dan Caroline sekarang tampak lebih tenang karena Made Oka mau ikut bersama mereka. Made dan Suranto duduk di tengah sementara Caroline, Ratna, dan Arnie duduk di belakang. Hanya Arnie yang tertidur di atas pangkuan mamanya.
“Liburan UAS tahun ini Amanda yang kuliah di Paris pulang ke Indonesia,” kata Suranto memulai cerita. “Kalian tahu kakeknya sangat sayang kepada mereka, sehingga sewaktu mertuaku melakukan perjalanan ke Mesir Kuno bersama tim, ia malah mengajak cucunya ikut tanpa sepengatahuan kami.”
“Aku tidak tahu kalau Mr. Reign ternyata jadi mengembangkan time machine,” kata Made sekali lagi.
“Ya, kamu tahulah bagaimana mertuaku sangat ambisius dalam proyek ini walaupun ditentang olehmu waktu itu.”