“Pada prinsipnya, tubuh manusia pun memiliki struktur neutrino. Dengan bantuan medan elektromagnet, kami mengubah struktur atom manusia bisa selaras waktu yang terekam pada neutrino di alam yang telah merekam masa lalu dunia ini.”
Kedua Alis Herman tertarik ke atas. Marwan merasa lucu melihat kelakuan pemuda yang sok tua dan menunjukkan ekspresi serius ini.
Herman melanjutkan pertanyaannya. “Seandainya manusia itu tidak bisa kembali ke waktu asalnya, maka ia akan terperangkap dalam rekaman neutrino itu?” tebaknya.
Untuk kedua kalinya Marwan mengangguk tegas membenarkan kesimpulan Herman. Ia akhirnya geleng-geleng kepala dan menunjukkan air mukanya cemas.
“Oleh sebab itu, kita tidak bisa bebas pergi dan menentukan waktu sendiri kapan kita suka. Kalau itu terjadi akan timbul chaos, anomali waktu,” kata Marwan.
Herman memperhatikan wajah Marwan dengan serius, menunggu kelanjutan paparan dari ahli fisika ini.
“Sebab bila itu terjadi, kita akan menemui dua, bahkan lebih diri sendiri dalam waktu yang sama. Sampai akhirnya kita sendiri tidak tahu manakah di antara yang banyak, benar-benar adalah diri kita sendiri.”
Herman tertegun dan menelan ludah dengan penjelasan terakhir ini.
“Itu berarti ketika kita pergi dari masa ini, harus kembali pada detik yang sama saat pergi?” tanya Herman. “Walaupun di masa tujuan, berada selama beberapa detik, atau sehari, sebulan, atau bahkan bila seabad sekalipun?” tandasnya.
“Yup!” sambut Marwan tegas.
Seketika Herman termenung dan otaknya mencerna teori-teori rumit itu sekalipun dirinya mahasiswa fisika.
Tanpa menghiraukan teman mudanya yang sedang berpikir keras, Made Oka menyelesaikan pekerjaannya. Setelah yakin tidak ada yang dilewatkan, Ia mengumumkan kepada semua orang yang ikut agar segera naik ke panggung dan bersiap melakukan perjalanan waktu.
“Oke, semua tim yang akan ikut, lekas naik. Kita berangkat sekarang juga!”