Blurb
Sagita adalah seorang gadis cantik, tinggi semampai, memiliki tubuh yang ideal, pintar,berprestasi, dia juga punya suara bagus, dan semua yang di idam-idamkan banyak orang. orang-orang yang mengenalnya secara sekilas mungkin akan mengira hidup Sagita itu sempurna. Tak banyak cewek-cewek dikampusnya iri pada semua kelebihan Sagita. Sagita resmi dipilih sebagai brand ambassador officially dari kampusnya. Dia di seleksi dari sekian banyak mahasiswa di kampusnya, sungguh prestasi yang sangat membanggakan. Dan siapa sangka, gadis yang telah berhasil mematahkan banyak hati ini punya ternyata juga punya cacat dalam hidupnya, tak banyak yang tau bahwa seumur hidup Sagita tinggal bersama orangtua yang bisa dibilang toxic. Orangtuanya memang masih bersama, tapi setiap hari pertengkaran selalu terjadi. Bagaimana rasanya terbangun dari tidur bukan karena alarm tapi karena suara piring pecah yang dilempar sekian kali nya oleh ayah sendiri, itu yang Sagita rasakan. Permasalahan keluarganya semakin hari semakin rumit, Sagita tumbuh dan dibesarkan tanpa kasih sayang membuatnya ikut tumbuh menjadi anak yang pembangkang dan juga kasar. Tak jarang dia ikut terlibat dalam pertikaian orangtuanya, hingga terenggutlah kedamaian dan ketenangan jiwanya. Ibunya yang kerap kali menyalahkan Sagita atas hutang keluarga yang disebabkan karena biaya kuliah Sagita yang tidak lagi ditanggung beasiswa, suasana dirumah Sagita semakin memanas bak neraka semenjak beasiswa Sagita dicabut. Belum lagi ditambah dengan kelakuan Kakak Sagita, yang ternyata sudah menggunakan narkoba selama 8 tahun lebih lamanya. Rumah yang jadi tempat memulangkan lelah tak lagi menjadi yang semestinya, rumah Sagita sudah lama hancur dan rusak. Sampai akhirnya Sagita memutuskan pergi dari rumah karena ayahnya menikah lagi, Sagita berhenti kuliah, dia melarikan diri ke pinggir kota. Dan disana kehidupan baru dimulai, dia menemukan rumah barunya, sebuah hati yang penuh cinta, kehangatan, dan kelembutan. Perlahan-lahan Sagita bangkit dari keterpurukannya, semesta mempertemukannya dengan orang yang tepat. Sagita kembali percaya pada cinta sejati, dia mulai berani membuka diri, berani juga untuk kembali bermimpi.