Sagita seorang mahasiswa semester 3, semenjak kuliah dia sering kali ditimpa hal-hal aneh nan ajaib. Dunia perkuliahan yang memang penuh drama, banyak cinta, tawa sekaligus luka yang mengisi hari-harinya. Sagita lumayan populer di kampus, dia cantik, punya banyak teman, disukai banyak cowok dan juga meraih banyak prestasi. Tapi itu tak akan membuatnya terlepas dari jeratan drama perkuliahan dan khususnya dari efek samping kelakuan para dosen yang memang menyebalkan, suka memberi cobaan sama suka menguji kesabaran mahasiswa. Di semester 4, Ujian yang datang semakin banyak. Sagita mendapat kesempatan untuk magang ke negeri China, dan semuanya berawal dari situ. Impiannya jadi sarjana hampir pupus. Perubahan besar terjadi pada gadis cantik blasteran tanah Papua mix Jerman, apalagi setelah dia jatuh cinta dan untuk pertama kalinya dalam hidupnya selama hidup 20 tahun. Bisa dibilang ini adalah cinta pertamanya. Sagita tak punya cinta pertama. Ayahnya meninggalkannya sejak dia kecil berusia 5 tahun, ayahnya tega meninggalkan Sagita dengan ibunya berdua dengan memilih kembali ke negara asalnya Jerman. Ibu sagita juga meninggal saat Sagita umur 12 tahun, ibunya meninggal dipangkuannya setelah meneguk habis cairan pembersih kamar mandi. Gadis ini tumbuh besar dengan banyak luka yang belum mengering di hatinya.
Satu hari di tahun 2018 lalu adalah hari yang paling dia tunggu-tunggu, setelah keluar pengunguman bahwa dia diterima disalah satu Universitas negeri terbaik di Indonesia. Tapi satu hal yang dia nggak pernah dia sangka, dunia kampus ternyata jauh dari expektasinya sangat kejam. Teman-teman yang palsu, cenderung toxic, dosen-dosen luar biasa yang bisa mengancam ketenangan jiwa siap menunggunya didepan sana.