Pagi ini Sagita harus buru-buru berangkat ke pasar, karena jam 1 siang nanti dia akan ada kelas memasak dikampus. Sagita sebenarnya sudah mulai muak dengan perkuliahannya yang banyak drama, dosen-dosen yang menyebalkan yang selalu saja menguji kesabaran dan ketangguhan mentalnya. Dia kadang sampai nekat berdo'a pada tuhan supaya dosen-dosennya itu diberi azab oleh tuhan, keterlaluan sekali kemarin lebih tepatnya. Sagita harus pulang jam 10 malam hanya karena dosennya telat datang, praktek kelas Restoran yang harusnya sudah diadakan pada jam 3 sore malah tertunda sampai jam 6 sore. Parahnya lagi dia dan teman-teman sekelasnya tidak dikabari sama sekali, lalu dengan entengnya dosen itu mengadakan kelas dari jam 6 sampai jam 10. Dengan menggabungkan 3 kelas lainnya, mereka di dalam sudah seperti ikan sarden kalengan. Dan tak hanya itu kemarin juga merupakan hari paling buruk sepanjang sejarah perkuliahan Sagita, Sagita sukses dipermalukan oleh dosennya yang emang agak resek itu. Tau apa yang terjadi ? Sangat memalukan. Sampai sagita mau melepas kepalanya kalau bisa, saat Sagita presentasi di kelas restoran itu dosennya mengoreksi seolah semua yang dilakukan Sagita salah. Padahal Sagita sudah belajar lansung dari sahabatnya Rexa yang materi presentasinya nyaris sama dengan Sagita, dan sahabat Sagita itu dosennya juga bapak ini. Bapak Idang, dia adalah dosen restoran untuk prodi manajemen perhotelan. Dia terkenal sebagai dosen yang agak ribet, sangat disiplin pada mahasiswa tapi suka berlaku tidak adil. Begini contohnya, 2 minggu yang lalu teman yang sekelas dengan Sagita si Andre telat masuk, sebenarnya kalo di jadwal dia gak telat sama sekali. Dia datang pada jam yang pas, tapi menurut bapak itu kalau dia sudah duluan berada di kelas mahasiswa yang telat tidak di izinkannya masuk dan dia anggap alfa. Menyebalkan sekali bukan, sementara dia kalau mau telat, gak ngasih kabar ya terserah dia. " Saya kan dosen, ya suka suka saya. Di jadwal kita masuknya jam 8 pagi, tapi kalau kelas saya jam 7.50 kalian sudah harus berada di kelas, kalau nggak ya get out saja hahaha " Hal ini sudah dibicarakannya dari awal kelas dengannya, memang sedikit aneh. Sebenarnya bapak ini suka sekali melucu di kelas, tapi gak jarang juga lelucon yang dia buat gak lucu, kadang malah terkesan seperti menghina dan menjatuhkan. Contohnya saja Andre teman sekelas sagita, dia adalah orang batak dengan logat yang sangat kental. Pak Idang sering sekali menjadikan gaya bahasa Andre sebagai bahan olok-olokkan yang selalu ditertawakan seisi kelas, dan kemarin Sagita. Saat Sagita presentasi memerankan pramusaji dengan bahasa inggris, satu satunya mahasiswa yang berani pakai bahasa inggris diantara 100 lebih mahasiswa yang ada di kelas jurit malam itu. Bukannya malah meng- apresiasi dia malah menjadikan itu bahan tertawaan dan seperti biasanya menjorok ke penghinaan. " Alah gak usah sok-sok an pake bahasa inggris, gak usah sok-sok pake british accent deh kamu. Itu apaan, gak kayak gitu. Salah itu yang kamu lakuin tadi, kamu belajar dimana itu ?! Ulang-ulang ! " Sagita benar-benar dibuat naik pitam oleh dosen gemuk berperut buncit ini, dia sepertinya memang sengaja ingin mempermalukan Sagita. Hari itu terlewatkan juga, Sagita benar-benar gak ngerti lagi kok bisa ada dosen, orang pendidikan kelakuannya se brengsek itu. Sagita sukses jadi bahan tertawaan seisi kelas karena pak Idang, Sagita bahkan sampai mau menangis karena semua yang ia lakukan di depan kelas dinilai salah oleh pak Idang. Padahal dia sudah belajar dari Youtube, dari Reihan sahabatnya.
Dan siang ini dia akan masuk ke kelas dosen paling killer di kampusnya, ibuk Ratna. Dosen yang mengajar kelas memasak atau lebih dikenal dengan sebutan Tata boga. Ibuk Ratna jauh lebih parah dan lebih menyebalkan dari pak Idang, Sagita bahkan pernah disuruh mengorek sampah-sampah yang menyumbat saluran cuci piring. Dan itu bukan disebabkan oleh kesalahannya, tapi kesalahan teman-temannya. Belum lagi Sagita pernah nilainya dikurangi dari 90 jadi 67, hanya karena Sagita membela temannya Aldo. " Aldo ini gulai kamu kepedesan, kamu ngasih cabenya banyak banget ya. Gila kuping ibuk lansung panas, dada jadi sesak ! " Kata buk Ratna di depan kelas yang dihadiri banyak mahasiswa lain, " nggak kok buk, saya ngasih cabenya sesuai takaran dari ibuk " bantah Aldo membela diri, lalu Sagita juga ikut buka suara dengan suasana yang mengerikan itu bayangkan saya kalau ibuk itu murka. Konon katanya pernah satu kelas dibuat mengulang oleh dosen itu. " Iya buk, Aldo kan menunya sama kayak saya. Trus meja kami juga deketan, beli bahannya kami juga bareng, dia bikinnya emang sesuai resep kok buk. Dan maaf buk, yang bikin resep itu kan ibuk sendiri " sudahlah jangan tanyakan apa yang terjadi pada sagita, awalnya pas gilirab ibuk Ratna mencicipi masakan Sagita dia memberi nilai 90. Lalu dia menanyakan darimana garnish yang didapatkan sagita, " ini punya temen buk, kan biasa barter buk buat hemat biaya " jawab Sagita dengan enteng, jiwa santuy Sagita emang gak ada tandingannya sekampus " ya ampun, kalau bikin garnish ya pakai bahan sendiri dong. Gak ada nilai kamu saya kurangin, gak ada minta-minta !, " see ? Nih dosen emang kutu kupret. Mana dia ngomongnya teriak-teriak bikin kita malu sekaligus jantung rada copot. Dan siang ini Sagita akan kembali kedalam kubangan neraka itu, kelas memasak dengan ibuk Ratna bidadari dari neraka. Saksikan keseruannya !