Pagi yang sangat cerah. Di halaman tengah, di depan gedung admistrasi sudah ada tenda besar sebanyak empat buah. Masing-masing bertuliskan desain busana, desain tas dan desain sepatu. Satunya lagi bertuliskan panitia.
Tiba-tiba aku merasa berdebar. "Apakah Ardi akan datang?"
Beberapa pegawai berbaju seragam sudah sibuk menata segala sesuatunya di dalam tenda. Ada yang membawa meja besar lalu memberinya seperei berumbai. Kemudian di tengahnya diletakkan vas dari kaca bening lalu diisi bunga-bunga aneka jenis dan warna. Lalu di antara mereka ada yang ke kelas mengambil karya para siswa lalu ditata sedemikian rapi di tempat yang telah disediakan.
Aku memandang dan tersenyum saat melihat tas buatanku diangkat oleh Nafa. Perempuan bermata bening yang aku temui waktu pendaftaran. Ia hanya menoleh sebentar kepadaku dan tersenyum. Ia tidak tahu bahwa tas yang dibawanya itu adalah hasil karyaku.
Sebelum siang semuanya sudah selesai. Ibu Marni beserta semua pegawainya sudah berkumpul di bawah tenda. Kembang asoka yang biasanya ada di halaman belakang kini berada di depan setiap tenda dengan warna bunga yang berbeda. Disimpan dalam sebuah pot besar.
Kak Ainun keluar dari tenda sambil membawa mikrofon. Ia berdiri di depan tenda sambil memperhatikan sekeliling. Beberapa saat kemudian, Kak Ainun membuka acara pameran. Setelahnya, kami semua, para siswa dan guru-guru bertepuk tangan.
Kak Ainun kemudian mengambil sesuatu dari tenda berupa lembaran kertas. Ia membawanya ke tempat ia berdiri tadi. Dengan suara yang lantang ia mulai mengatakan bahwa sebentar lagi pengumuman karya para peserta akan dimulai. Beberapa saat Kak Ainun berhenti berbicara.
Dari samping tenda, dua orang pria datang dengan pakaian yang sangat rapi. Salah seorang dari mereka adalah Ardi. Aku menghela napas panjang. Ardi mungkin sudah menjadi bagian dari keluarga SDM.
Ardi mendekati tenda dan ia dipersilakan duduk. Benar-benar aku melihat pemandangan yang sungguh membuatku geleng-geleng. Ardi bisa melejit dan sesukses itu. Sedang aku baru mulai menapak. Begitulah nasib, tergantung usaha seseorang.
"Silakan diumumkan, Bu Ainun," kata Ibu Marni. Dari tempat kami para siswa berkumpul, suara Ibu Marni sangat jelas terdengar. Sebab kami berbaris tidak jauh dari tenda-tenda. Semua siswa pasti merasakan debaran hati menanti pengumuman hasil karya.
"Kami memulai dari desain busana," kata Kak Ainun dengan suara yang lantang.
Juara ketiga adalah: Fahmi.
Juara kedua adalah: Miranda
Juara pertama adalah: Ridwan.
Tepuk tangan bergemuruh. Ketiga pemenang melompat-lompat di tempat. Aku memberi selamat kepada ketiganya.
Selanjutnya Kak Ainun mengumumkan pemenang dari kelas desain tas.
Juara ketiga adalah Ilham
Juara kedua adalah Nova
Juara pertama adalah Anisa.
Kembali suara teluk tangan bergemuruh. Aku mengayun-ayunkan kedua tangan di atas kepala, Ilham mengacunkan kedua kepalan tangannya ke depan tubuhnya seolah-olah sedang meninju. Sedangkan Nova bertepuk tangan.
Sekarang pemenang dari desain sepatu:
Juara ketiga adalah Rara