Aloanamnesa

Nurjanah
Chapter #4

Bab 3 Kepingan Masa Lalu

Sejauh mana mengikhlaskan masa lalu, sebenarnya tidak pernah benar-benar terlupa. Apalagi perihal dia, ataupun kamu.

***

Terik matahari sudah terasa menyengat, meski tingginya masih setumbak. Lalu-lalang mobil sudah memenuhi jalanan kota Bandung saat itu juga. Kemacetannya memang tidak seperti kota Jakarta, hanya saja hampir mendekati bagaimana keadaan kendaraan di jalanan saat-saat jam memulai aktivitas, atau pun berhenti dari aktivitas di kota Bandung saat ini. Bangunan-bangunan kecil di setiap sudutnya, memiliki keunikan. Entah itu cafe, tongkrongan sampai stan kecil pedagang kaki lima yang berjejer rapi.

Di tepian trotoar Aressa mengayun kakinya perlahan, langkahnya beraturan, mata dia menatap lurus ke depan, tidak ada ceria yang tercipta dari wajahnya. Dia tidak sadar telah sampai di sekolah, hingga perkataan seseorang menghenyakan dirinya. "Kamu, stop! Jalan jongkok dari sini ke lapang!" titahnya. Aressa menatap dia.

"Degg… " Aressa tidak paham saat bagaimana hatinya seperti ini. Tidak menghiraukan, Aressa masuk tanpa mengikuti instruksi dia. Baru satu dua langkah maju, tangannya ditarik kebelakang agar sama dengan garis awal.

"Kamu tidak dengar saya kah?" tanyanya. Aressa tidak menjawab. Sampai ada seseorang yang sedikit berlari masuk melewati mereka namun sayang dia sama tidak lolos.

"Kalian itu murid baru kenapa sudah berani seperti ini? Lihat jam!!" geram dia.

"Ehhh mata saya yang buram atau telingannya yang budek yaa? Apa anda saja yang tidak tahu! Lihat ini jam berapa?" Menunjukkan jam yang berada di pergelangan tangannya.

"Lagian, saya ke sini jam 8.00 disuruh kepala sekolahnya, pas pengumuman kemarin sewaktu pulang," jawab seseorang itu santai.

"Saat itu, aku tidak mengerti artinya apa? Tapi… " Ressa bergumam.

"Eeh kamu yang kemarin kan? Namanya siapa? Kenalin dong!" Andini menyodorkan tangannya terhadap Aressa tapi dia tidak menerimanya.

Lihat selengkapnya