Aloanamnesa

Nurjanah
Chapter #6

Bab 5 Tawaran

Kejutan akan terasa selalu terjadi untuk mereka yang menyadari, tentang skenario-Nya yang luar biasa.

***

"Ini syaratnya, mau kan? Maulah? Bentar lagi aku juga akan lengser, tapi sebelum lengser aku mau cari pengalaman lebih, aku yakin kamu bisa." Nias berusaha mencoba meyakinkan Vhanina

"Tapi Kak… " Nias sudah terlanjur memotong pembicaraannya.

"Gak ada penolakan, besok ikutan tes bareng aku!" Dia pergi meninggalkan Vhanina, dan menyimpan formulir data di atas roknya. Semilir angin berhembus menerbangkan daun-daun yang telah kering, sejuk dirasakan Vhanina, di bawah pohon rindang taman sekolah, meski hatinya masih dibaluti resah.

"Kenapa si harus aku, kan masih ada Kak Andini atau Kak Aressa atau enggak yang lainnya?" tanya dia pada dirinya sendiri.

"Karena kamu telah terpilih, gak usah dipikirin sudah ikutan saja dan jalani," ucap Andini dari belakang. Vhanina mengenali suara itu, dia pun menoleh dan sedetik kemudian keduanya saling bersisian. Wajah Vhanina sekilas meminta alasannya.

"Tadinya iya mau bareng kakak, terus ada desas-desus gitulah, keributan kecil. Pro dan Kontranya kakak maju bersama dia atau enggak, dari pada ribut kakak yang pilih mundur saja," jelasnya.

"Emangnya siapa yang bikin ribut Kak? Terus ini teh acaranya apa aja?" tanya Vhanina penasaran.

"Ada deh, gak usah kepo kamu… Hehehe, itu kesepakatan dari seluruh anggota OSIS." jelasnya.

"Seluruh? Kan aku juga OSIS, ko gak tau," protesnya.

"Gini deh, kamu kemarin ke mana atuh gak ikutan rapat?" Andini balik bertanya.

Vhanina merasa kalah.

"Kemarin aku males Kak, jadinya langsung pulang aja… "

Sekolah selama kurang lebih 6 bulan kebelakang Vhanina merasa semua baik-baik saja. It's normaly layaknya mereka para siswa-siswi, pergi pagi dan pulang setelah bel berbunyi. Bahkan dia rasa masih lempeng-lempeng aja, dalam pelajaran sama juga, ada naik-turunnya meski terbilang nilai dia tidak pernah di bawah rata-rata. Termasuk Diana, teman sebangkunya sampai saat ini. Memberi nano-nano indahnya pertemanan, dimulai rebutan penghapus, rebutan tip-x, dan tidur bareng ketika masih ada guru.

"Penghapus aku mana, Din?" tanya Vhanina.

"Penghapus aku aja kemarin hilang sama kamu," ejeknya.

"Elahh Din, gitu aja kamu masih marah. Buruan ihhh, gak boleh bercanda ah. Pak Rudi lihat tuh udah lihatin kita, mau gak dinilai ini tugas. Dikit lagi ko, cuman salah angka. Harusnya kalau cari mol yang diketahuinya jumlah partikel berarti ini Mr/Arnya dikali, gue salah nulis satu angka nih." Vhania menahan rasa jengkelnya, Diana hanya tersenyum jahil.

"Gak usah dijelasin juga, kimia aku nyerah bego. Kalau fisika baru… Aku lihat, awas aja kamu." Pura-pura mengancam.

"Iya-iya," jawab Vhania.

"Vhanina, bangun! Bu Evi udah dateng…" tepat di telinganya. Vhanina mengerang, tetapi dia tidak juga membuka matanya.

Lihat selengkapnya