"Ketika hati telah dibutakan dendam, saat mata bisa dimanipulasi dan ucapan pun seakan tak didengarkan. Penilaian yang katanya, bukan dari nurani yang merasakan ketulusan."
***
"Di, ada apa sih?" tanya Rivaldi setelah sempurna menjauh dari ruang UKS.
Lagi lagi Diana menggelengkan kepala, meski hatinya seakan terhantam sesuatu melihat seseorang yang berjalan menuju gerbang, Rivaldi menyadari tangan Diana yang mengepal lalu bergumam. "Ini pasti ulahmu! Tunggu saja pembalasanku."
"Aku mau ambil tasku dan Vhanina Kak, bye… " Diana memotong jalan mereka, dia berbelok lalu masuk ke salah satu ruang kelas yang sepi.
Rivaldi yang masih diam sepeninggal Diana, mencoba mereka logikanya. "Vhanina kenapa? Andini apa hubungannya, lalu ucapan Diana. Ahhh pusing aku, aku temuin Nias kalau gitu. Meski semua tanya tak perlu jawab, aku harus tahu!" racaunya lalu berlalu.
***
"Vhanina, kamu ko?" Diana yang baru saja mendaratkan bokongnya di samping Vhanina terlihat khawatir.
"Aku udah baikan, jangan berlebihan deh. Oh iya, nanti jam istirahat antar aku ke ruang kepala sekolah ya," Tak Diana pungkiri ada gurat kekecewaan yang tersirat dari wajah Vhanina.
"Na… " Keburu dibalas senyum kecil oleh Vhanina.
"Oh ya, untuk tugas hari kemarin apa aja?" Vhanina mengalihkan pembicaraannya.
Diana menggaruk tengkuknya, bingung mau menjawab apa. Belum sempat berkata, Pak Rudi datang dengan beberapa buku yang dibawanya.
Peringatan tidak baik melihat gelagat Pak Rudi. Diana sudah ketar-ketir.
"Mampus aku… " dalam hatinya.
Pak Rudi masih terlihat sibuk menata buku-buku di atas meja. Deheman selanjutnya, terkesan mengubah suasana kelas menjadi seram. Vhanina tak paham, dia masih asyik menyembunyikan wajahnya di balik tas yang dilipat. "Na… Kamu gapapakan? Gimana kalau kita ke UKS aja?" tawar Diana dengan alasan yang lain, yang pasti bisa selamat dari wejangan Pak Rudi.
"Diana." Panggilan tersebut sangat lembut, saking lembutnya Diana sampai kesusahan bernapas.
"Eehh, iya Pak. " Vhanina menegakkan badannya, mata dia melirik Diana lalu Pak Rudi yang menatap wajahnya datar.
"Kelas ini kemarin kosong sewaktu pelajaran bapak, sebagai gantinya kalian akan belajar double, lalu Diana… " Alis Pak Rudi naik-turun.