Hai, aku hanya ingin memberitahu kalian bahwa aku menulis surat cinta ini dari surga, ditemani tiga orang bidadari yang sangat cantik disisiku. Oh iyaa, mereka tadi melihatku termenung. Jadi mereka memberiku kertas dan satu buah pena yang bisa kugunakan untuk bercerita tentang apa yang sedang aku rasakan saat ini. Aku yakin mereka bertiga akan segera membaca ini diam diam saat aku tertidur nanti, dan aku tahu surat ini akan sampai kedunia lalu menghampiri mereka yang sangat aku rindukan.
Huuuhhh hampir saja aku melewatkan ini. Aku Elena, maaf aku lupa nama lengkapku saat aku hidup dulu, tapi aku janji sambil menceritakan ini padamu aku akan mencoba mengingat nama lengkap ku yang sebenarnya. Tuhan mencabut nyawaku ketika umurku 17 tahun, kumohon jangan takut untuk membaca ini. Aku pernah menjadi manusia sama seperti kalian, akan tetapi Tuhan selalu punya rencana terbaik untukku. Apakah kalian tahu? Aku sangat bahagia disini, penduduk disini baik, tidak ada yang jahat ataupun bertindak kasar padaku, mereka memiliki sifat yang begitu ramah dan juga sopan, andai kalian bisa melihat ini... mereka sangat cantik dan tampan, sahabatku yang dulu seringkai mengidolakan cogan (cowo ganteng) hihi itu bahasa anak remaja yang mungkin kamu tahu, pasti jika sahabat sahabatku itu meraka akan langsung menitipkan salam untuk pria pria tampan disini hahahaha, tak pernah aku melihat makhluk seindah ini ketika aku masih di dunia.
Tiga bidadari yang selalu menemaniku bilang saat ini aku berada dipersimpangan jalan terakhir, ketika aku mulai bertanya "dimana" pasti mereka bilang aku akan tiba pada akhir tujuanku saat dunia telah berakhir “ jangan khawtir Alohanani kamu akan tetap aman disini bersama kami” –kata para bidadari. Aku memang tidak tahu persisnya aku dimana saat ini, tapi aku bisa mendeskripsikan sesuatu padamu. Detik ini aku duduk diatas dipan terbuat dari sutra yang sangat lembut berwarna putih dengan garis garis silver menghiasi ujung ujung nya. Di sisi kanan tubuhku ada air terjun dengan warna biru muda yang mendominasi bercampur dengan butiran kristal air yang putih Dan sangat jernih. Saat ini air itu jatuh bersamaan dengan angin yang mulai mengusap pipiku. Disampingnya banyak batuan, tetapi tidak berlumut dan warnanya seperti warna kesukaanku yaitu abu abu. Di sisi kiri tubuhku pula, aku dapat melihat banyak pohon berbuah manis. Mereka tumbuh sangat ranum setiap harinya, biasanya beberapa penduduk akan memetik buahnya pagi hari. Aku tidak ingat yang lainnya tapi yang mungkin kalian tahu saja, salah tiganya yaitu mangga, zaitun dan pisang.