Hari itu sangat terasa tenang dan tentram, Thomas berada di dalam hutan yang rindang. Thomas berbaring di atas dahan pohon yang kokoh kemudian mencium bau darah manusia yang terbawa hembusan angin. Rupanya ada manusia yang mendekat, manusia itu rupanya memiliki aroma darah yang berbeda, darah segar itu yang kemudian membuat hasrat berburunya muncul.
Namun keinginan itu rupanya pupus, karena Thomas ingat pada satu anggapan yang membuat keluargaknya tidak pernah meminum darah manusia karena akan menimbulkan bau busuk dan warna kulit akan memucat seperti mayat hidup, maka dari itu keluarganya tidak pernah memburu manusia sebagai kantong darah hidup untuk mereka minum.
Thomas rupanya tidak beranjak dan kembali berbaring, ia hanya menahan hasratnya untuk membunuh. Dari ketinggian Thomas melihat seorang gadis berjalan menuju tanah lapang di tengah hutan yang ditumbuhi berbagai jenis bunga yang indah, sinar mentari sore membuat warna bunga semakin memancarkan keindahannya. Posisi Thomas kini bersandar didahan pohon melihat sekeliling dan memperhatikan gerak-gerik gadis itu.
Gadis itu mulai berputar-putar seolah senang dengan udara yang menyelimutinya, aroma bunga membuatnya menengadahkan kepala sembari menutup kedua kelopak matanya dengan sedikit senyuman yang terlihat dibibir tipisnya. Rambut panjang ikal berayun seraya menari-nari dengan belaian angin yang berhembus.
"Siapa dia?" Pikir Thomas sembari melirik kearah gadis itu.
Thomas yang selama hidupnya tumbuh di kota kecil ini tidak pernah mencium aroma darah yang gadis itu miliki. "Sepertinya dia bukan dari kota ini." Tambahnya berpikir.
Hangat sinar mentari hanya bisa dirasakan dalam kurun waktu yang sempit, karena kota kecil itu dihimpit dua pegunungan sehingga sulit untuk terkena sinar matahari, alhasil seluruh warga kota berusaha untuk memasangkan cermin pemantul cahaya raksasa yang diletakkan tepat di tebing hutan yang cukup curam.
Thomas menutup kedua kelopak mataknya dengan tenang, sampai dimana ia memcium aroma darah yang sangat berbeda, tidak seperti aroma darah gadis yang ia sedang perhatikan. Rupanya ada orang lain sedang mendekat, tidak hanya satu melainkan dua orang pria dewasa dengan membawa alat berburu. Rupanya mereka berdua sedang berburu rusa jantan besar dekat tempat gadis itu berada.
Rusa itu berjalan kearah gadis itu berada, rupanya ia sedang mencari rumput segar untuk mengisi perutnya yang lapar setelah seharian berkeliaran dihutan. Mendengar langkah sang rusa, gadis itu menoleh ke atah belakang lalu melihat seekor rusa jantan besar dengan tanduk besar san indah. Rusa itu melangkah maju dari deretan pohon yang mengelilingi area itu, sinar matahari yang mulai turun menyinari rusa gagah itu, begitu cantik. Mungkin siapa saja yang melihat saat itu tidak akan bisa mengelak dan mungkin enggan berkedip, karena tidak ingin kehilangan momen yang langka seperti saat itu.Rusa itu rupanya tidak takut dan memilih untuk berjalan mendekati gadis itu.
"Apa yang kau inginkan rusa?" Tanya gadis itu.
......
Pastilah tidak ada jawaban yang ia dengar, karena ia bertanya pada seekor rusa.
Rusa itu terus jalan mendekat, sampai pada saat ia berhadapan langsung dengan gadis itu. Mata mereka berdua bertemu dalam satu tatapan.
"Aku baru saja berhasil lari dari dua orang pemburu yang mungkin sudah dekat." Kalimat yang gadis itu dengar entah dari mana dan siapa.
Gadis itu tidak bisa berkata-kata, ia hanya terdiam dengan raut wajah bingung dan merasa aneh.
"Aku. Rusa didepanmu yang berbicara. Tenanglah." Gadis itu mulai tenang, namun masih tidak percaya dengan hal yang baru saja terjadi.
Dari jauh Thomas terus memperhatikan gadis dan rusa itu. "Apa yang sedang dilakukan gadis denga seekor rusa besar itu?" Pikirnya heran.
Thomas merasakan akan ada hal yang buruk terjadi di antara mereka berdua, entah nanti rusa itu yang akan terbunuh atau gadis itu yang akan terluka. Entah apapun yang akan pemburu itu lakukan. Thomas memperhatikan gerak-gerik pemburu itu yang tidak menyadari ada seorang gadis berada tepat diaman rusa itu berada, ia tidak ingin kalau sampai ada yang terluka dan mati dihadapannya. Karena akan ada aroma darah segar yang akan tercium oleh Vampire lain, aroma darah manusia yang akan tercium dari jarak beribu-ribu mil jauhnya.
Hal yang Thomas pikirkan rupanya benar, pemburu itu terdengar sedang mengkokang senapan anginnya untuk bersiap melepaskan timah panas yang mungkin akan mengenai salah satu dari mereka, dan akhirnya pemburu itu melepaskan tembakannya.
Thomas akan merasa bodoh apabila hanya melihat kejadian itu tanpa melakukan hal yang benar untuk menyelamatkan manusia lemah itu, ia melompat dari dahan dan langsung menghalau peluru itu untuk menyelamatkan nyawa seorang manusia.
Suara jeritan gadis itu terdengar sangat keras yang membuat rusa besar itu kaget dan langsung berlari. Gerakan cepat yang Thomas lakukan tidak disadari oleh gadis itu yang kini masih berlutut sembari menutupi kedua telinganya dan menangis.
"Diam!" Kata Thomas yang masih belum disadari oleh gadis itu.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Ucap gadis itu dengan posisi yang sama.
Thomas tidak menjawab.
"Siapa kamu? Bagaiamna kam__"
"Kamu bisa berdiri?" Tanya Thomas mengulurkan tangan.
"Bisa" balas gadis itu.
"Baiklah.
.....