Alphabet

Meydin.Al
Chapter #6

Chapter F

"Jadi, mau kemana kita?" Tanya Betha usai memakai sabuk pengaman dan menoleh pada Alpha di sampingnya.

Sesuai kesepakatan keduanya di hari lalu. Betha bahkan sudah menunggunya kurang dari satu jam di lobi apartement.

Dia mengatakan harus ke restorant nya sebentar. Dan akan segera kembali u tuk menjemputnya.

Betha menyandarkan tubuhnya berusaha mendapat posisi ternyaman.

"Nanti kau akan tahu" Tanpa mengatakan apa apa lagi, Alpha menyalakan mesin dan pergi mengendarai mobilnya meninggalkan kawasan itu.

▪︎▪︎▪︎▪︎

Perjalanan ini terasa sangat panjang. Obrolan kecil yang sempat terlontar kini tergantikan oleh keheningan yang hangat.

Mereka sempat berhenti di pom bensin untuk sekedar mengisi bensin. Dan sebuah mini market membeli cemilan jika saja Betha merasa begitu bosan.

Namun nyatanya, gadis itu justru berakhir tertidur karena lamanya perjalanan ini.

Setelah kurang dari lima jam berada di jalan. Mobil pun sampai dikawasan pedesaan yang segar. Banyak pepohonan, tumbuhan serta terasering sawah disekitar sini. Benar-benar tempat yang nyaman jika ingin rehat sejenak dari aktifitas kota.

Alpha menghentikan mobilnya dipelataran sebuah rumah yang nampak sederhana.

Ia melirik sesaat pada gadis disampingnya. Bersandar punggung pada jok mobil sambil melipat lengan didepan dada ; terlihat menggemaskan dengan bibir mungil nya yang mempout.

Ia merasa tak tega untuk mengusik tidur sang gadis. Betha terlelap begitu nyenyak.

Namun sadar akan waktu yang memburu. Alpha menepuk bahu Betha pelan. Jangan sampai membuat terkejut. Memanggil nya beberapa kali.

Sampai perlahan mata Betha tersingkap, menyadarkan dirinya saat dilihat sekeliling sudah tak lagi dikelilingi banyak mobil.

Dia terkejut. Melirik kearah Alpha masih tanpa daya, "Sudah sampai,ya?"

"Kau tertidur terlihat nyaman sekali"

"Ah. Maafkan aku"

Alpha terkekeh, melepas seat belt nya sebelum menatap Betha yang mencoba mengumpulkan seluruh kesadarannya.

"Ah, ini pasti karena begadang semalam" gumam nya lirih. Ikut melepas seatbeltnya lalu turun mengikuti Alpha yang sudah lebih dulu berada diluar.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Alpha saat di dekatnya.

"Ya" mendengar jawaban singkat serta jelas itu, Alpha hanya mengangguk paham.

Menginterupsi Betha untuk mengikutinya kearah pintu utama sebuah rumah disana.

Rumah dengan material utama kayu yang kuat khas rumah tradisional Korea.

Biasanya Betha hanya akan menemukannya di sekitar kawasan seoul. Yang digunakan Untuk wisata para Turis. Tapi disini benar-benar nyata. Seperti Drama saja.

Tok tok

"Ya sebentar" suara wanita terdengar menyambut dari arah dalam rumah.

Alpha hanya menghela. Betha sempat melirik padanya, wajah Alpha terlihat seperti dirundung banyak rasa cemas disana.

Pintu terbuka.

Betha lekas mengalihkan pandangan, seorang wanita yang tak lagi muda terdiam menatap kehadiran mereka. Namun segera nya langsung beralih tersenyum sumringah dalam sekian detik, "Alpha?"

Alpha menunduk sopan, "Halo Bibi. Lama tidak bertemu"

Bibi? Jadi dia Bibi nya Alpha?, gumam Betha dalam hati.

"Kau sudah besar sekarang" ujar nya dengan rasa tak percaya. Beralih menatap ku yang langsung menunduk dengan senyum yang canggung.

"Siapa gadis ini? Cantik sekali"

Ingatkan Betha untuk tak mengambil reaksi berlebihan.

"Temanku. Lyn Betha"

"Halo, Bibi" sapa Betha dengan sopan.

Bibi Joo membalas dengan tersenyum, mempersilahkan keduanya untuk segera masuk kedalam rumah. Tapi yang terjadi justru Alpha menahan tangannya. Ia tetap memandang sang bibi Tanpa menoleh kearah Betha yang terlihat bingung.

"Kami mencari Paman. Apa dia ada?"

"Ah, Paman mu. Dia hampir jarang ada dirumah. Jika seperti itu pasti ada di kebun nya"

"Kalau begitu, Aku akan langsung ke Paman saja"

"Begitu ya? Ya sudah. Kau bisa langsung kesana, Dia pasti senang melihatmu" ucap Bibi Joo, wajahnya mengarah kan pada satu kebun yang tak jauh dari rumah mereka.

Sesaat Betha tertegun. Ia jadi berfikir, seberapa lama Alpha dan pamannya ini tak bertemu.

Betha tetap terdiam. Bahkan saat Alpha sudah menariknya pergi, ia hanya sempat membungkuk pada Bibi Joo tanpa mengatakan sepatah katapun.

"Al, apa ada sesuatu terjadi?" Tanya Betha dengan lirih saat mereka mulai berjalan di daerah perkebunan.

Ladang nya nampak subur sekali, ia merasa semua jenis sayuran mereka tanam juga disini.

"Kau fokus saja pada karya ilmiah mu" ketus Alpha padanya. Sadar akan kondisi hati Alpha yang mungkin kurang baik.

Betha memilih tetap diam. Meski tak tahu kenapa tapi Dirinya tak akan mengusik. Itu pasti urusan keluarga Alpha sendiri, mungkin.

▪︎▪︎▪︎▪︎

Betha baru mengetahui dimana dirinya berada saat melihat satu tanda di sekitar gubuk Paman nya Alpha tadi. 'Wilayah Busan' begitu tulis nya.

Mereka ada di sebuah pedesaan yang jauh dari keramaian serta sibuknya kota Seoul.

Dan Perkebunan disini benar-benar luar biasa. Sayuran yang mereka tanam begitu segar. Dengan pemandangan alam dan jauh dari kata polusi, agaknya membuat Betha akan merasa menikmati untuk setiap pertanyaan yang akan di ucapkan.

Betha kini berada disalah satu gubuk milik John Hyunsoo, Paman Alpha. Dengan buku di tangannya, ia masih menunggu Paman Lee untuk membersihkan tangan serta kaki nya setelah membajak sawah.

Dia melirik ke satu gubuk yang lebih besar di sisi sawah. Tempat Alpha duduk membelakanginya disana. Pria itu tertunduk memandang sepatunya. Entah pikiran apa yang sedang memenuhinya.

Betha merasa sikapnya menjadi aneh sedari beberapa menit yang lalu.

Lihat selengkapnya