Alra & Arga

.
Chapter #5

#5 Aib Alra Terbongkar

Hari ini sekolah benar-benar heboh. Siswa-siswa pada berdesakan di depan mading. Cibiran yang terlontar dari mulut mereka membuat gaduh mereka yang baru datang. Rasa penasaran tentang apa yang sedang terjadi membuat siswa lain segera mendorong teman-temannya yang dekat dengan mading untuk melihat kehebohan tersebut.

"Eh, seriusan itu?"

"Wah, bener-bener tuh anak udah kelewatan!"

"Dia harus dikeluarin dari sekolah ini pokoknya!"

"Kenapa dia nggak ada rasa bersalahnya sih ngelakuin itu?"

"Dasar anak nggak berpendidikan!"

Semua ucapan yang berbeda terlontar dari mulut siswa-siswa, melihat foto-foto yang terpampang di mading secara jelas dan jumlahnya yang cukup banyak. Berbagai komentar pedas tersebar mengelilingi sekitar mading.

Alra yang baru datang melihat kegaduhan tersebut dari sekitar mading. Karena ia penasaran mengapa banyak siswa yang penuh di area itu, akhirnya ia memutuskan untuk melihat mading tersebut. Alra menabrak secara kasar siswa-siswa yang berkumpul disitu, dan ia tidak menyadari bahwa mereka sedang melihatnya dengan sinis.

"Woy, minggir-minggir!" Suruh Alra secara paksa dan mendorongnya. Siswa yang didorong itu kemudian menjauh dari Alra dan menatapnya secara tajam.

Alra sudah berada tepat di depan mading. Tampilan baru yang menghiasi mading sekarang ialah foto-fotonya yang mencopet kemarin siang. Betapa terkejutnya ia melihat foto-fotonya yang sedang menjadi bahan perbincangan di kalangan siswa. Ia menarik rambutnya kebelakang, setelahnya ia menutup mulutnya karena tidak percaya apa yang sekarang ia lihat.

Alra merasa dipermalukan di kalangan satu sekolah. Ia geram setelah melihat foto-fotonya itu yang sudah tersebar. Foto tersebut tidak hanya satu, namun ada lebih. Terdapat foto-foto yang menunjukkan gerak-geriknya ketika mengambil dompet orang secara diam diam. Ia sangat kesal dan marah. Belum pernah ia merasa dipojokkan seperti ini. Ia mengepalkan kedua tangannya menahan emosi.

"Eh, lo nggak tau malu ya!" Sambar salah satu murid sambil mendorong bahu Alra.

"Ternyata ini kelakuan jelek lo yang lain ya, NYOPET!" Murid lain menambahkan sambil mengeraskan suaranya.

"Dasar pencuri! Ngambil uang haram!"

"Berani sekali lo masih sekolah disini!"

Semua siswa menyerang Alra. Ia melihat satu persatu orang yang menyerangnya barusan. Ia merasa malu, sangat malu. Ingin sekali ia menonjok mereka satu persatu dan membuat mulut mereka diam.

"Diem aja lo? Nggak berani jawab?!" Serang salah seorang murid. Karena tidak tahan, Alra menarik kerah bajunya dan mendorongnya hingga terjatuh. Murid tersebut terjatuh ke lantai. Ia merasa kesakitan dan menunjukkan wajah amarahnya pada Alra.

"Dasar cewek nggak tau malu!"

"Bisanya mukul, nyerang orang, sama ngelabrak!"

"Heh pencopet, lo mending pergi dari sekolah ini!"

Alra tidak membalas cacian yang dilempar oleh mereka, cukup satu orang tadi saja. Itu karena ia sedang mengumpulkan tenaganya dan berniat untuk menghabisi satu orang yang sudah jelas ia tahu siapa penyebab dari semua ini.

"Arga, awas aja lo!"


Alra cepat-cepat pergi menemui Arga. Ia tahu dimana markas Arga beserta gengnya suka tempati, yaitu di gudang belakang sekolah yang sudah tidak terpakai lagi. Ia mempercepat langkahnya hingga rambutnya terurai kemana-mana dan baju yang ia keluarkan terlihat semakin berantakan.

Setelah sampai di gudang belakang sekolah, Alra melihat Arga dan gengnya sedang asyik merokok sambil senderan di sofa yang bentuknya sudah tidak bagus. Tanpa berkata apa-apa, Alra langsung menghampiri Arga dengan cepat dan mengepalkan tangannya. Arga yang menyadari kedatangan gadis itu segera melemparkan senyuman licik kepadanya.

Lihat selengkapnya