Alra & Arga

.
Chapter #11

#11 Tugas Arga untuk Alra

DEG!

Jantung Alra berdegup sangat kencang setelah membaca pesan Arga yang menyebut Ginan. Maksud Arga apa? Mengapa ia menyebut-nyebut Ginan? Apa ini ada kaitannya dengan foto mencopetnya yang sudah tersebar luas di sekolah? Hati Alra sudah tidak karuan lagi rasanya. Ia langsung melirik Ginan dengan tatapan takut dan curiga.

| Alra

Ginan kenapa?

| Arga

Kalo mau tau, sini makanya.


Alra cepat-cepat mengunci layar ponselnya dan memasukkannya ke dalam kantung celananya. Ia berusaha untuk mengatur nafasnya sebaik mungkin sebelum mengatakan sesuatu kepada Ginan.

"Nan?" Alra mencoba untuk tenang di hadapan Ginan. "Gu-gue ada urusan mendadak nih."

"Urusan mendadak?" tanya Ginan yang cukup terkejut.

"I-iya nih. Mendadak banget pokoknya. Maaf ya gue nggak bisa bantu atau tenangin lo sama buku lo yang hilang itu." Alra sudah berkeringat dingin. Keringat yang mulai menjalar ke seluruh tubuhnya ini mengalir begitu saja saking gugupnya. Ia takut jika Arga akan mengatakan yang sesungguhnya bahwa Ginan-lah yang menyebar aibnya.

"Yaudah, lo pergi aja." Ginan yang masih sedih atas kehilangan buku catatannya berusaha untuk tersenyum pada Alra. Alra hanya bisa membalasnya dengan senyuman tipis. "Maaf ya, Nan. Kalo bisa gue bakal bantu cariin deh."

"Santai aja. Entar gue cari sendiri kok." Ginan kembali tersenyum namun masih tidak membuat Alra berhenti gugup.

"Kalo gitu bilang ke Daina juga ya. Gue pergi." Alra bangun dari duduknya dan merapikan sedikit celananya. Ia membasahi bibir bawahnya dan merapikan rambutnya yang agak berantakan. Tak lama, ia melangkahkan kakinya dengan cepat dan melambaikan tangannya pada Ginan.

Alra segera menemui Arga di tempat yang sudah disuruh, yakni tembok belakang stan susu kambing. Dengan langkah yang terengah-engah serta perasaannya yang masih gugup, ia jadi sedikit tidak tenang. Ia takut dikhianati oleh Ginan, itu saja.

Alra melewati stan-stan susu termasuk tembok-temboknya. Ia bingung dimana tempat yang dimaksud Arga. Untung saja setelah ia mencarinya dengan teliti, ia menemukan tembok belakang stan susu kambing. Tepat di belakang situ dan tidak ada banyak orang, ada Arga yang sedang jongkok sambil merokok.

Alra segera menghampiri Arga yang kini sedang asyik menyebat itu. "Heh!"

Arga mengangkat kepalanya dan menoleh pada Alra. Ia langsung meniupkan asap rokok yang ada di dalam mulutnya ke arah Alra. Refleks saja Alra menyapu-nyapukan tangannya. Gadis itu membenci asap rokok. Sangat.

"Ngapain sih lo ngarahin asapnya ke muka gue?" Alra marah seraya menutup hidungnya.

"Sekalinya lo coba rokok pasti ketagihan." kata Arga santai.

Alra langsung menjauhkan jaraknya dari Arga dan makin menutupi wajahnya. "Singkirin nggak tuh!" Teriaknya kemudian.

"Nanggung, bentar lagi habis."

"Kalo gitu gue pergi."

Mendengar itu, Arga cepat-cepat membuang rokoknya yang ia hisap itu. Lelaki tersebut kemudian menatap Alra kesal dengan kedua tangannya yang ia masukkan ke dalam kantung hoodie nya.

"Ngapain minta ketemuan?" tanya Alra to the point. "Emang si Ginan kenapa?"

Bukannya menjawab perihal Ginan, Arga malah mengalihkan pertanyaan Alra dengan meminta hal lain. "Gue mau minta tolong sama lo."

Alra kemudian menatapnya heran. "Apaan?"

"Gue minta sama lo," Nada bicara Arga jadi terdengar serius. "Copetin dompet orang yang gue suruh."

Alra terkejut setelah mendengar perkataan Arga barusan. Matanya terbelalak dan berubah menjadi tatapan benci kepada Arga. "Apa lo bilang?"

"Lo nggak denger? Gue bilang copetin dompet orang yang gue suruh."

"Gila lo ya!" Pekik Alra. Tiba-tiba saja ia merasa emosi setelah Arga menyuruhnya untuk mencopet. Ia jadi merasa diejek dan dipermalukan oleh Arga sendiri karena kebiasaan perbuatan buruknya itu.

"Gue nggak gila. Gue ini serius."

"Nggak. Gue nggak mau!"

Arga mengeluarkan sesuatu dari tas kecilnya. Ia lalu menunjukkan sebuah buku catatan dari dalam tasnya lengkap dengan lembaran-lembaran kertas. Alra familiar dengan buku itu. Terlihat pula tulisan rapi yang sangat ia kenal tertunjuk dari lembaran-lembaran kertas tersebut.

"Lo mau ini?" tanya Arga yang menunjukkan buku catatan yang ia pegang.

"Eh! Itu 'kan bukunya Ginan!" Alra berusaha mengambil buku catatan Ginan yang ada di tangan Arga. Dengan cepat, Arga mengangkat buku catatan tersebut. "Asal lo mau ngelakuin apa yang gue suruh, baru gue balikin ini."

Alra mengepalkan kedua tangannya karena geram. "Ihh balikin!"

Lihat selengkapnya