“Kenapa kamu melakukan semua ini, Alta?!"
“Apa salah aku sama kamu, Alta?!”
“Aku harus apa, Alta?!”
“KAMU SUDAH MENGHANCURKAN SEMUANYA, ALTA!”
Raungan penuh kehancuran beserta isakan tangis itu, terus terlontar dari perempuan yang merasa kacau saat ini. Hatinya hancur, karena seorang cowok yang kini berada di hadapannya hanya berdiam diri saja.
“Pergi dan jangan temui gue lagi!” usir cowok di hadapannya membuka suara, membuat gadis itu menggelengkan kepalanya tak percaya. Jika, cowok itu begitu tega kepadanya.
“Tapi––”
“Gue enggak peduli dengan semua yang lo katakan, pikir aja sendiri apa yang harus lo lakukan. Sekarang, lebih baik lo pergi dan enggak usah temui gue lagi,” sela cowok itu, membuat gadis itu tak mengerti kenapa cowok yang begitu ia cintai bisa melakukan hal itu.
“Kenapa kamu jahat sama aku, Alta?” tanyanya.
“Gue hanya melakukan apa yang seharusnya gue lakukan, sebagai balas dendam! Kakak lo pernah melakukan apa yang gue lakukan sama lo, pada adik gue. Jadi, apa salahnya gue membalaskan dendam adik gue, pada kakak lo dengan lo sebagai korbannya,” jawab cowok itu, yang tak dimengerti olehnya.
“Maksud kamu apa? Kakak aku yang kamu maksud itu, siapa?”
“Bahkan, untuk menyebut nama si berengsek itu gue enggak sudi. Sekarang, gue enggak mau lihat muka lo lagi. Pergi gue bilang!” usir lagi cowok itu dengan teganya.