Alter World

Adina Annisa
Chapter #2

Teror Tuan Milan

Hari ini, ia mendapat pesan langsung dari kepolisian bahwa sang kolektor itu ditemukan mati di ruangannya. Tapi siapa yang medapat pesan tersebut? Ya, siapa lagi kalau bukan Kalista. Setelah berhasil memecahkan misteri tentang siapa pembunuhan yang melibatkan dirinya beberapa tahun yang lalu, akhirnya dia mendapat tawaran langsung dari pihak kepolisian untuk membantu mereka.

Sebenarnya ini agak tidak masuk akal, melibatkan anak 13 tahun dalam kasus berbahaya seperti ini. Tapi bukan berarti pihak kepolisian tidak mempertimbangkannya, tentu mereka sudah mempertimbangkan tentang tawaran ini, setelah sebuah kasus di sekolah xx mereka yakin bahwa Kalista sangat cocok dengan tawaran ini.

"Kalista, apa benar kamu menerima tawaran dari mereka?" Tanya Fio padanya, dia tersenyum girang kearah Fio.

"Tentu saja.. aku gak mau membuang kesempatan ini!!" Ia menjawab pertanyaan Fio penuh semangat, sepertinya ia benar-benar menyukai tawaran itu.

Fio mengerutkan dahinya, "Gak.. pokoknya aku gak bolehin." Ia menggelengkan kepalanya kemudian mengusap kepala Fio.

"Fio boleh ikut juga.. Fio asisten pribadiku," dari wajah cemberut berubah menjadi senyuman lebar, Fio memeluknya dengan erat senyuman lebar nampak dari wajahnya kemudian ia mengangguk.

Kembali ke cerita, Kalista memasuki mansion kosong itu bersama dengan Fio. Ditemani dengan cucu dari pemilik mansion tersebut, ia menunjukkan ruangan-ruangan tempat Tuan Milan biasa melakukan aktivitas.

Tuan Milan? Oh Milan Viylgrad, dia adalah pemilik mansion tersebut, dia seorang kolektor buku-buku lama dan dia juga orang yang terbunuh dikasus ini. Cucunya Vinz Viylgrad yang sekarang sedang menuntun mereka.

"Apa belakangan ini Tuan Milan sering kelihatan melakukan hal-hal aneh?" Tanya Kalista pada Vinz, terlihat wajah suram dari Vinz.

"Beberapa hari terakhir ini, kakek sering bercerita padaku kalau dia selalu mendapat teror dari seseorang yang tak ia ketahui," ucap Vinz, Kalista menggaruk pelipisnya menggunakan jari telunjuk kemudian berdehem pelan.

"Bisa kau bawa aku ke ruangan tempat Tuan Milan biasa membaca," Vinz mengiyakan, ia membawa mereka menuju ruangan tempat Tuan Milan sering membaca, tentu saja ruangan itu penuh dengan buku.

KALISTA POV

Vinz menuntunku menuju ruang baca Tuan Milan, benar-benar ruangan yang sangat rapi dan penuh buku. Aku berjalan mendekati salah satu meja di ruangan itu, terdapat buku yang lumayan tebal di meja itu. Tuan Milan pasti sangat menyukai buku ini, begitulah kesan pertamaku melihat buku ini. Setelah aku memerhatikan buku itu lebih teliti, bukunya terlihat seperti buku yang sangat lama.

"Kalista.. itu ada kertas terselip dibuku itu," suara Fio memecahkan fokusku, aku mengambil kertas itu terdapat beberapa angka tertulis dikertas itu.

"1-4-9-15-19"

"Halaman buku??" Tanya Fio padaku, aku mulai membuka satu per satu halaman buku tempat aku mengambil kertas ini, namun tak berhasil merangkai kata apapun.

"Bagaimana kalau angka kita rubah dalam bentuk abjad.. kalau diurutkan, 1 adalah A, 4 adalah D, 9 adalah I, lalu.. ahh, rangkaian kata ini menghasilkan kata 'A-D-I-O-S' dalam Bahasa Spanish atau Spanyol, Adios berarti selamat tinggal," jelas Kalista.

Fio tersenyum menatapku, aku melihat Vinz melirik pada kertas yang aku pegang kemudian berpaling menatap sisi lain. Kenapa dia berpaling? Apa dia mengetahui sesuatu tentang kertas ini? Pertanyaan itu terlintas dari pikiranku begitu saja.

"Vinz.. apa kau tau sesuatu tentang kertas ini?" Tanyaku, Vinz menggelengkan kepalanya, lalu menunjuk rak atas.

"Di sana.. kakekku menyimpan beberapa buku lain di sana," kata Vinz, aku hanya mengangguk dan mengambil tangga untuk meraih buku-buku di rak atas itu.

Aku membawa buku itu kembali ke rumah, Vinz sudah memberiku izin untuk membawanya. Fio duduk di samping ku beserta dengan selembar kertas di tangannya, begitupun aku yang mencoba memecahkan sandi dikertas lainnya.

Lihat selengkapnya