Alternatif Husband

Jesslyn Kei
Chapter #2

Siapakah lelaki ini?

Di luar sekitar beberapa meter dari ujung lorong gereja, seorang lelaki muda melangkah pelan. Lelaki itu berhenti sejenak mendengar suara bentakan Aaron yang menggema dari aula. Tanpa sengaja, ia mendengar sebagian percakapan yang membuatnya tersadar akan situasi genting yang sedang terjadi.

Mendengar suara tangisan, lelaki muda itu bergegas menghampiri sumber suara yang berasal dari sebuah ruangan kecil disudut yang sudah disulap menjadi ruang rias pengantin. Ketika membuka pintu ruangan itu, ia terkejut melihat Eve yang sedang menangis.

"Evelyn..."

"Ryan..."

Lelaki yang dipanggilnya dengan nama Ryan itu nampak bingung, mendapati Eve berdiri sendirian di sudut ruangan. Wajah Eve pucat, matanya sembab, dan tangannya gemetar.

"Ada apa, Eve? Apa yang terjadi? Kenapa kamu terlihat begitu sedih di hari pernikahanmu?"

"Victor... Dia tidak menjawab panggilan teleponku. Tidak ada pesan juga. Aku takut terjadi sesuatu..."

"Tenanglah... Apa mungkin... mungkin kita harus mencoba menghubungi dia lagi?" ucap Ryan dengan hati-hati.

"Aku sudah mencoba menghubunginya berkali-kali, Ryan. Tapi ponselnya mati. Apa lagi yang harus kulakukan?" lirih Eve dengan mata berkaca-kaca.

"Entahlah. Tapi kamu harus minum ini dulu. Kamu terlihat seperti akan pingsan," jawab Ryan sembari menyodorkan segelas air mineral yang sudah dibawanya sedari tadi.

Eve menerima gelas pemberian Ryan, lalu meminumnya perlahan.

"Terima kasih, Ryan. Tapi... aku tidak tahu harus bagaimana. Victor... dia tidak di sini."

Ryan mengambil sebuah kursi yang tak jauh dari tempatnya berdiri dan duduk disebelah Eve begitu mendengar suara sahabatnya gemetar.

"Aku tahu ini sulit. Tapi mungkin dia hanya terlambat."

Eve melirik jam dinding yang tergantung diruangan itu sekilas.

"Terlambat? Ini sudah lebih dari satu jam, Ryan."

Ryan menghela napas pelan.

"Mungkin ada sesuatu yang mendesak. Kamu tahu Victor. Dia selalu punya cara untuk membuat segalanya menjadi dramatis."

Eve tersenyum getir mendengar penuturan Ryan.

"Ya, dia memang selalu seperti itu. Tapi kali ini... ini tidak seperti dirinya."

Lihat selengkapnya