Mata Ayla yang kini menatap Arga dengan sinis, tentu saja setelah iya selesai buang air kecil.
Terlihat Arga dengan kulit putih nya, berbadan tinggi nan tegap, belum lagi rambut yang lumayan pirang nya yang tampak lembut.
"Udah ngeliatinnya?? temenin gue ke ka Rendy ya??" Tanya Arga yang kemudian tak mendapat balasan dari Ayla.
"Lo nunggu gue keluar dari toilet??" Tanya Ayla yang melupakan ajakan Arga.
"Heh, gr amat idup lo. Tapi sayangnya sih iya" jawaban yang tak diharapkan Ayla berhasil keluar dari mulut Arga.
Walaupun dengan bibir tipis dan merah yang dimiliki Arga, namun Ayla tetap tak menyukai itu karna kata-kata yang keluar dari situ sungguh lebih pedas dari cabai.
"Ka, telur saya yang 2 butir udah pada pecah" penyataan Ayla yang polos membuat ka Rendy tertawa.
"Punya saya juga sama!" Tambah Arga yang tiba-tiba muncul dari belakang Ayla.
"Wihh pecahnya janjian yah?? Haha" canda ka Rendy.
"Tenang aja, paling kalian bakal ngerjain hukuman" tambah ka Rendy santai.
Gimana bisa tenang!?kalo hukumannya gini.
Batin Ayla sambil mengerjakan hukumannya yang tak lain yaitu membersihkan toilet bersama dengan cowo nyebelin disebelahnya.
"Makanya, lain kali Lo tekuk aja terus muka Lo itu, kan bisa dapet musibah kayak gini" Celetuk Arga.
Masa bodoh dengan perkataan Arga, Ayla malah ingin segera menyelesaikan hukumannya dan meninggalkan semua celetukan Arga.
"Lagian selain dapet musibah kan muka Lo jadi sia-sia cantiknya, karna ga keliatan gara-gara muka Lo di tekuk terus" tambah Arga.
Arga mengucapkan itu dengan memunculkan lesung pipi nya dan tak lupa dengan mata coklat nya yang menyipit karna tersenyum manis.
Ayla yang mendengar perkataan Arga serasa ingin menampol wajah tampannya Arga.
"Urus aja urusan Lo sendiri, hobi banget ngurusin orang" jawab Ayla sinis.
"Dih jutek amat, kalo bukan telur gue pecah mah gue ogah berurusan dengan cewe yang tadi pagi aja manjat tembok dulu buat nyampe ke sekolah" balas Arga sambil tertawa penuh kemenangan.
"Heh! Sok tau lu" bantah Ayla yang padahal memang benar kenyataannya begitu.
Setelah kejadian yang di alami Ayla disekolah, akhirnya dia merasa tenang karna di perbolehkan pulang begitupun dengan murid lainnya.
***
"Gimana ospeknya ay? Seru? Lancar?" Pertanyaan bertubi-tubi kian muncul dari ibu.
"Lancar ma, lancar banget malahan apalagi kalo soal malu, lebih lancar lagi ma" balasnya sembari menggaruk leher yang tidak gatal.
Berbeda ibu Ayla yang hanya cekikikan, mengerti betul dengan maksud Ayla.
***
Keesokan harinya, Ayla mulai mengawali hidup baru disekolah yang baru, kelas yang baru, suasana yang baru, dan tak lupa teman yang baru pula.
Ayla tampak menatapi denah tempat duduk yang ada dipapan tulis, kemudian memandangi meja dikelas baru nya itu, terlihat 2 meja yang didempetkan kemudian diberi jarak dengan 2 meja lain.
Semoga teman sebangku ku menyenangkan, batin Ayla berharap.