Sementara itu diruangan dokter Andre suasananya sangat menegangkan, setidaknya seperti itulah yang kini dirasakan oleh dokter Dinda dan suster Indah.
Dokter Andre menjelaskan situasi yang akan terjadi kesalahan sedikit saja nyawa Syahila akan lenyap. Dikarenakan selain ada gumpalan darah kotor di dekat otaknya, posisi tulang kepala sebelah kiri Syahila menusuk ke otak.
Maka dari itu, dokter Andre juga harus benar – benar mempertimbangkan jika akan melakukan operasi terhadap Syahila. Saat dokter Andre sedang berbicara dengan dokter Dinda dan juga suster Indah, ada suara ketukan pintu yang kemudian masuk memberi kabar perihal kesiapan Syahila untuk menjalani operasi pasang batok kepala.
Keesokan harinya, dokter Andre memanggil orang tua Syahila untuk membicarakan operasi Syahila. Yang mana, untuk saat ini Syahila belum bisa melakukan operasi pasang batok dikarenakan jantung Syahila yang masih sangat lemah disebabkan usia Syahila yang masih sangat belia dan Syahila baru saja sadar dari koma.
Dokter juga menjelaskan bahwa untuk saat ini Syahila mengalami lumpuh pada tubuh bagian kanannya, selain itu Syahila juga untuk sementara ini tidak dapat berjalan maupun berbicara.
Melihat keadaan Syahila yang seperti itu, dokter Andre mencoba bernegosiasi dengan kedua orang tua Syahila untuk kesembuhannya.
“Bapak dan Ibu pasti sangat menginginkan Sya dapat hidup normal kembali bukan?”
“Kalau itu tidak usah di tanya dok, orang tua mana yang tidak mau anaknya kembali normal?” Ucap Pak Agus.
“Saya mempunyai tawaran untuk bapak dan ibu agar Sya bisa kembali normal seperti dulu lagi.”
“Caranya?” Tanya Bu Nur.
“Sya akan saya bawa ke Amerika untuk mendapatkan pengobatan yang lebih optimal daripada di Indonesia.” Kata dokter Andre. Pak Agus dan Bu Nur langsung termenung, kemudian mereka saling pandang.
“Hhmm.... kalau untuk menjalani pengobatan di Amerika jujur saya belum sanggup dok, saya bekerja sebagai karyawan swasta, untuk hidup saja pas – pasan.” Kata Pak Agus.
“Masalah biaya tidak usah khawatir, biar saya saja yang menanggung semuanya.” Ucap Dokter Andre.