Always You

Intan Nur Syaefullah
Chapter #4

Terapi

Saat menunggu panggilan dari dokter untuk melakukan operasi pasang batok, Syahila menjalani hari – harinya dengan menjalani terapi. Dengan harapan Syahila dapat berbicara dan berjalan kembali, terapi demi terapi pun telah Syahila jalani. Bahkan sampai memakai metode strum pun Syahila jalani, tapi sayang, bukannya sembuh terapi itu malah berdampak pada jantungnya karena efek kejut akibat terapi setrum itu.

Sampai pada akhirnya, ada teman ayahnya yang memberitahu terapi dengan metode urut. Alhasil, Syahila dibawa oleh kedua orang tuanya untuk mencoba terapi tersebut. Sempat terlintas rasa keputus asaan dalam hati kedua orang tua Syahila karena sudah mencoba berbagai macam terapi tetapi tetap saja tidak berdampak kepada Syahila.

Saat sudah berada di tempat terapi tersebut, orang tua Syahila meragukan alamat yang telah diberikan temannya. Bagaimana tidak? Melihat halaman rumahnya yang begitu luas dengan taman kecil yang terlihat sangat indah. Ditaman itu pula terdapat kandang – kandang hewan peliharaan sang pemilik rumah. Berbagai jenis kucingpun ada di sana, ada kucing anggora, persia dan jenis kucing mahal lainnya. Selain kucing, berbagai burung hiaspun ada disana, salah satunya adalah burung kakak tua.

“Assalamu’alaikum, assalamu’alaikum.”

Bu Nur dan Pak Agus mencari asal suara tersebut, namun sejauh mata memandang mereka tidak melihat orang berada disekitarnya. Setelah suara itu terdengar berkali – kali, barulah Pak Agus menyadari bahwa suara tersebut berasal dari burung kakak tua berwarna putih tersebut.

Tak jauh dari tempat mereka berdiri, terlihat beberapa kandang kuda yang berjejer rapi. Dilihatnya ada orang disana, sehingga Pak Agus menghampirinya, sementara Bu Nur menunggu di dekat sangkar burung kakak tua tadi sambil menggendong Syahila.

“Assalamu’alaikum.” Ucap Pak Agus kepada orang yang sedang memberi makan kuda – kuda Australi tersebut.

“Wa’alaikumussalam.” Jawabnya dan tersenyum ramah.

“Maaf kang, Abah Budinya ada?” Tanya Pak Agus to the point.

“Ohh, ada. Masuk saja kang, abah ada didalam.”

“Nuhun kang.”

“Sami – sami.”

Lihat selengkapnya