Always You

Intan Nur Syaefullah
Chapter #7

Sabar Itu Kunci Utama

“Cukup berikan senyuman kepada orang yang mencaci maki, balaslah mereka dengan prestasi. Yang akan membuatnya sadar diri, bahwa kita berhak mempunyai mimpi yang tinggi.”


Sebulan kemudian, Syahila sudah di perbolehkan keluar dari rumah sakit. Dengan penuh rasa percaya diri, Syahila berjalan dengan kepala di balut perban sepenuhnya membentuk seperti turban. Maka masyarakat sekitar sering menyebutnya Bu Haji karena perban yang dikepalanya seperti turban.

Setiap harinya, Syahila memang tipikal anak yang ceria dan mudah bergaul dengan semua orang. Ia juga tidak merasa minder dengan kekurangan yang dimilikinya, karena Syahila yakin Allah SWT itu sangat sayang kepadanya. Namun, terkadang Syahila merasa sedih saat ada beberapa hal yang memang ia tidak dapat ikut serta bermain dengan teman teman seusianya karena keterbatasan fisiknya itu. Namun, sejak saat itu Syahila mulai kembali ceria kembali jika dibandingkan saat ia belum melakukan operasi.

Lambat laun, Syahila mulai mengerti dan menerima dengan ikhlas keadaannya berbeda dengan yang lainnya. Walaupun ia seringkali merasakan sakit yang luar biasa di bagian kepalanya.

Setahun kemudian, rambut Syahila sudah mulai panjang sebahu. Saat usianya tepat menginjak tujuh tahun, Syahila langsung di daftarkan ke sekolah dasar oleh orang tuanya. Syahila tidak lagi melanjutkan sekolah taman kanak – kanaknya karena masa pemulihan pasca operasi.

Syahila di daftarkan ke sekolah dasar yang sama dengan para sepupunya. Syahila merupakan anak yang ceria dan mudah bersosialisasi sehingga mudah mendapatkan seorang teman. Syahila tidak merasa malu akan keterbatasan fisiknya yang memang sampai saat ini tangan kanannya masih lumpuh dan jalannya masih sedikit pincang.

Syahila tetap bergaul dengan teman – teman yang lainnya. Sampai pada akhirnya, ada beberapa anak laki – laki yang mengejek fisik Syahila. Teman – teman perempuan Syahila membelanya dengan cara memarahi anak – anak yang mengejek Syahila. Namun, yang dilakukan Syahila hanya diam dan tersenyum yang terukir di wajahnya. Ternyata hal itu yang membuat teman – teman perempuan Syahila merasa kesal kepadanya.

“Sya, kamu jangan diem saja. Lawan atau marah gitu. Kamu sudah di ejekin tuh sama slamet dan teman – temannya.” Protes teman – teman perempuan Syahila.

Lihat selengkapnya